Harga Batu Bara Naik Tipis, akankah Tren Kenaikan Berlanjut?
Harga batu bara untuk kontrak November 2023 mengalami kenaikan 1,21 persen di level USD151,15 per ton pada perdagangan Senin (24/7/2023).
IDXChannel - Harga batu bara untuk kontrak November 2023 mengalami kenaikan 1,21 persen di level USD151,15 per ton pada perdagangan Senin (24/7/2023).
Berdasarkan data Barchart, sejak 23 Juni lalu harga batu bara telah mengalami kenaikan 3,35 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Adapun berdasarkan data Kementerian ESDM, harga acuan batu bara untuk Juli berada di level USD191,6 per ton.
Kenaikan harga ini diikuti kenaikan saham-saham emiten batu bara pada perdagangan awal pekan yang terpantau kompak ijo royo-royo pada jam pembukaan.
Saham ITMG melesat 3,17 persen ke 27.625, saham INDY mendaki 2,4 persen ke 2.130, saham ADRO mengalami penguatan 0,83 persen ke 2.440, saham PTBA beranjak 0,72 persen ke 1.390, saham HRUM menguat 0,65 persen ke 1.560.
Selain itu, saham BUMI juga terkatrol naik dengan penguatan 0,70 persen ke 142, saham BSSR lompat 2,92 persen ke 3.880, saham BYAN milik Low Tuck Kwong pun menguat 1,20 persen ke 18.900.
Hari ini Selasa (25/7/2023) menjelang penutupan perdagangan sesi satu, saham ITMG masih menghijau naik 0,71 persen. Adapun saham BYAN naik 1,27 persen. Sementara PTBA tercatat memerah dengan penurunan 0,35 persen.
Di tengah kenaikan harga batu bara yang masih terbatas, Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) mengatakan aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor Dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam (PP DHE SDA) menimbulkan tambahan beban bagi eksportir.
APBI mengklaim, perusahaan eksportir batu bara juga tidak dapat memaksimalkan keuntungan dari kenaikan harga komoditas dalam 2 tahun terakhir ini akibat masih lebarnya gap/disparitas antara Harga Batubara Acuan (HBA) dengan harga jual aktual.
Sampai saat ini sejak awal 2022, lebarnya gap antara HBA dan harga jual aktual menyebabkan perusahaan membayar kewajiban pembayaran royalti menjadi jauh lebih besar.
APBI mengklaim, dengan beban semakin tinggi sementara tren harga terus turun maka profit margin semakin tergerus jauh di bawah 30 persen sehingga berpengaruh terhadap modal usaha.
Sementara permintaan batu bara terbesar masih datang dari China. China secara sensasional mengimpor batu bara dalam beberapa bulan terakhir, dan secara total akan mengimpor 400 juta ton tahun ini.
Total impor batu bara China untuk paruh pertama tahun 2023 adalah 221,93 juta ton, dua kali lipat dibandingkan periode tahun 2022.
Impor batu bara China ini bahkan mengalahkan total tahun lalu sebesar 100 juta, serta mengalahkan rekor yang dicapai pada 2013 sebesar 327 juta ton.
Angka target setahun penuh tersebut disampaikan Asosiasi Batubara Nasional China. Analis di broker Braemar mengatakan China mengimpor batu bara besar-besaran karena harga batu bara termal internasional yang lebih terjangkau.
Selain itu, keamanan energi tampaknya menjadi prioritas di Beijing tahun ini untuk menghadapi panas ekstrem dengan suhu tercatat lebih dari 50 derajat celcius di bagian barat negara itu baru-baru ini. (ADF)