Harga Batu Bara Terbang 4 Persen, Saham CUAN hingga ADRO Naik
Saham batu bara beramai-ramai bergerak menguat pada Rabu (6/9/2023) usai harga komoditas acuannya melesat tinggi pada Selasa (5/9).
IDXChannel – Saham batu bara beramai-ramai bergerak menguat pada Rabu (6/9/2023) usai harga komoditas acuannya melesat tinggi pada Selasa (5/9).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.04 WIB, saham emiten milik taipan Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) memimpin kenaikan dengan melonjak 9,78 persen ke Rp2.470 per saham.
Saham CUAN melanjutkan penguatan 9,76 persen pada Selasa (5/9).
Saham emiten milik Kiki Barki PT Harum Energy Tbk (HRUM) melesat 4,05 persen dan saham Boy Thohir PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) naik 2,19 persen.
Tidak hanya tiga nama di atas, setidaknya 11 saham batu bara lainnya juga ikut naik. (Lihat tabel di bawah ini.)
Harga batu bara melonjak 4,29 persen pada perdagangan Selasa (5/9). Berdasarkan data ICE Newcastle kontrak batu bara Oktober berada di level USD 166,35 per ton.
Kenaikan batu bara ini melanjutkan tren kenaikan sepanjang bulan ini. Sebelumnya, data ICE Newcastle Barchart, menunjukkan harga batu bara berada di level USD166,75 per ton untuk kontrak Oktober 2023 pada 22 Agustus 2023.
Kenaikan ini juga melanjutkan tren kenaikan pada pekan sebelumnya sebesar 2,97 persen pada penutupan perdagangan Jumat (18/8).
Kenaikan pekan ini juga menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Diketahui harga batu bara tertekan sejak akhir tahun lalu karena lesunya permintaan global.
Kenaikan harga batu bara tersengat sentimen bullish komoditas energi lain, yaitu minyak mentah pada pekan ini.
Harga minyak mentah dunia kembali mengalami kenaikan lanjutan pada perdagangan Rabu.
Minyak mentah Brent tembus di level USD90,24 per barel, naik 0,23 persen pada pukul 8.15 WIB. Begitu juga harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,27 persen di level USD86,92 per barel, menurut data Oilprice.com.
Tren kenaikan harga minyak terus berlanjut setelah Arab Saudi mengumumkan akan memperpanjang pemangkasan produksi sukarela satu juta barel minyak per hari selama tiga bulan ke depan hingga akhir Desember. Langkah ini diambil untuk mendukung stabilitas dan keseimbangan pasar minyak.
Selain tren bullish di beberapa komoditas energi, mengutip Trading Economics, kenaikan harga baru bara menjadi yang tertinggi dalam hampir tiga bulan terakhir, didorong oleh meningkatnya permintaan dari China dan kenaikan harga gas alam akibat kemungkinan pemogokan di fasilitas LNG Australia.
Impor batu bara China juga melonjak 67 persen yoy di bulan Juli dan naik 86 persen sejak awal tahun ini karena meningkatnya permintaan listrik termal di tengah kekurangan pembangkit listrik tenaga air.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa permintaan batu bara China untuk musim panas tampaknya telah mencapai puncaknya, karena suhu akan mulai menurun mulai pada pertengahan Agustus.
Meskipun demikian, terdapat potensi peningkatan permintaan dari sektor industri dalam beberapa bulan mendatang, didorong oleh komitmen Beijing untuk menerapkan kebijakan stimulus tambahan untuk mendukung perekonomian.
Sementara itu, rata-rata produksi batu bara harian China turun ke level terendah dalam sembilan bulan karena peningkatan inspeksi keselamatan dan penutupan sementara tambang batu bara menyusul dua kecelakaan fatal di pusat batu bara utama Shanxi pada Juli lalu.
Pada kuartal pertama tahun ini, China mengimpor 101,8 juta metrik ton batu bara, naik lebih dari 96 persen dibandingkan tahun lalu.
Nilai impor naik hampir 77 persen tahun-ke-tahun menjadi 93,54 miliar yuan (setara USD13,68 miliar), data dari Administrasi Umum Bea Cukai pada April lalu.
Negara ini mendatangkan 41,17 juta ton batu bara pada Maret dan menjadi tingkat tertinggi sejak Januari 2020, naik 151 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (ADF)