Harga Bawang Putih Melambung dan Tiket Pesawat Picu Inflasi April 2019
Peningkatan inflasi didorong yang terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran. Utamanya pada bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan
IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) catat inflasi pada April 2019 sebesar 0,44% (month to month/mtm). Realisasi ini lebih tinggi dari tingkat inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,11% mtm.
Dikatakan Kepala BPS Suhariyanto, peningkatan inflasi didorong inflasi yang terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran. Utamanya pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
"Inflasi selama bulan April 2019 ini penyebab utamanya kenaikan harga bumbu-bumbuan, yakni bawang merah, bawang putih, cabai merah. Selain itu juga karena kenaikan tarif angkutan udara," jelasnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (2/5).
Pada kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,45% dengan andil sebesar 0,31%. Penyebabnya terdiri dari bawang merah mengalami kenaikan harga secara rata-rata 22,93% sehingga andilnya kepada inflasi 0,13%.
Kemudian bawang putih yang secara rata-rata harganya mengalami kenaikan 35% sehingga andilnya ke inflasi sebesar 0,09%. Lalu cabai merah andil ke inflasi sebesar 0,07%, serta telur ayam ras dan tomat sayur yang masing-masing andilnya 0,02%.
"Sebaliknya ada beberapa komoditas yang berikan sumbangan deflasi. Seperti beras yang mengalami penurunan harga, sehingga andil deflasi 0,06%," jelas pria yang akrab dipanggil Kecuk itu.
Pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,28% dengan andil sebesar 0,05%. Di mana komoditas penyumbang inflasi yakni tarif angkutan udara sebesar 0,03% dan harga mobil sebesar 0,01%.
"Mudah-mudahan ada kebijakan yang mampu turunkan harga tiket pesawat, karena umumnya harga tiket akan melonjak di bulan puasa dan Lebaran. Saat ini masih ada kenaikan harga tiket di 39 kota IHK, seperti di Banjarmasin yang harga tiket naik 23%," jelasnya.
Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau terjadi inflasi 0,19% dengan andil 0,03%. Komoditas yang memberi andil inflasi yakni rokok kretek filter sebesar 0,01%.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,12% dengan andil 0,03%. Penyumbang utamanya tarif kontrak rumah sebesar 0,03% dan tarif sewa rumah sebesar 0,01%. Sementara tarif listrik mengalami deflasi 0,02%. Adapun inflasi kelompok kesehatan sebesar 0,25% dengan andil 0,01%. Lalu kelompok sandang inflasi sebesar 0,157% dengan andil 0,01%.
"Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasinya 0,03%, kecil sehingga tidak memberi andil inflasi nasional," kata dia.
Suhariyanto menekankan, untuk pemerintah bisa memerhatikan komoditas yang mengalami kenaikan, terlebih menjelang bulan puasa dan Lebaran. "Perlu perhatian supaya pada bulan puasa nanti tidak bergerak naik lagi," tutupnya. (*)