Harga CPO Bangkit dari Level Terendah dalam 4 Bulan
Harga minyak sawit mentah (CPO) naik pada perdagangan Selasa (4/11/2025), memulihkan diri dari posisi terendah dalam hampir empat bulan pada sesi sebelumnya.
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (CPO) naik pada perdagangan Selasa (4/11/2025), memulihkan diri dari posisi terendah dalam hampir empat bulan pada sesi sebelumnya.
Kenaikan ini ditopang oleh penguatan minyak kedelai di bursa Dalian serta aksi ambil untung setelah penurunan tajam pekan lalu.
Kontrak berjangka (futures) acuan CPO untuk pengiriman Januari 2026 di Bursa Derivatif Malaysia menguat 0,53 persen, menjadi MYR4.137 per ton per 15.38 WIB.
“Penguatan minyak kedelai di Dalian dan aksi ambil untung mendukung rebound harga hari ini, setelah penurunan tajam pekan lalu,” ujar Direktur The Farm Trade, firma konsultasi dan perdagangan berbasis di Kuala Lumpur, Sandeep Singh, dikutip Reuters.
Menurut dia, pelemahan harga sawit pekan lalu terjadi karena produksi di Malaysia masih berlanjut, dengan stok akhir diperkirakan mencapai 2,5 juta ton pada Oktober.
Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif naik 0,47 persen, sementara kontrak minyak sawit turun 0,85 persen. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) juga naik 0,12 persen. Pergerakan harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaingnya karena bersaing di pasar minyak nabati global.
Nilai tukar ringgit, mata uang perdagangan minyak sawit, melemah 0,12 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat minyak sawit lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang asing.
Stok minyak sawit Malaysia diperkirakan naik ke level tertinggi dalam dua tahun pada Oktober, didorong lonjakan produksi ke titik tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, yang melampaui permintaan ekspor. Persediaan minyak sawit diperkirakan naik 3,5 persen menjadi 2,44 juta ton pada Oktober, tertinggi sejak Oktober 2023.
Sementara itu, impor minyak sawit India pada Oktober turun ke level terendah dalam lima bulan, menekan total pembelian pada tahun pemasaran 2024-2025 ke titik terendah dalam lima tahun.
Penurunan ini terjadi karena pembeli beralih ke minyak kedelai setelah harga sawit melonjak, menurut lima pelaku perdagangan.
Di sisi lain, Badan Statistik (BPS) Indonesia mencatat ekspor minyak sawit mentah dan olahan mencapai 17,58 juta ton sepanjang Januari–September 2025, naik 11,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (Aldo Fernando)