MARKET NEWS

Harga CPO Melemah Jelang Libur Panjang

TIM RISET IDX CHANNEL 17/10/2025 16:57 WIB

Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Jumat (17/10/2025), menghentikan kenaikan dua hari sebelumnya.

Harga CPO Melemah Jelang Libur Panjang. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Jumat (17/10/2025), menghentikan kenaikan dua hari sebelumnya. Penguatan ringgit Malaysia serta pelemahan harga minyak nabati pesaing di bursa Dalian dan Chicago menekan sentimen pasar.

Menurut data pasar, pukul 15.34 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives terkoreksi 0,13 persen ke MYR4.512 per ton.

Menurut catatan Trading Economics, perdagangan berlangsung sepi menjelang libur pada Senin mendatang.

Trader proprietary di perusahaan perdagangan Iceberg X Sdn Bhd yang berbasis di Kuala Lumpur, David Ng, mengatakan, dikutip Reuters, pasar bergerak turun seiring harga minyak mentah yang lemah membebani sentimen.

Harga minyak mentah yang lebih rendah membuat minyak sawit menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.

Secara mingguan, kontrak CPO sejauh turun 1,57 persen, membalikkan kenaikan dua pekan sebelumnya di tengah ketegangan dagang Amerika Serikat (AS)-China yang kembali memanas.

Washington dilaporkan mempertimbangkan pembatasan baru terhadap hubungan dagang, termasuk untuk minyak goreng, yang memicu kekhawatiran akan melemahnya permintaan China terhadap minyak sawit.

Pelemahan tersebut sebagian tertahan oleh sinyal ekspor yang masih solid. Lembaga survei kargo melaporkan ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1–15 Oktober naik antara 12,3 persen hingga 16,2 persen dibandingkan September.

India, salah satu pembeli utama, juga menaikkan harga dasar impor untuk seluruh jenis minyak nabati dalam tinjauan dua mingguan terbarunya.

Sementara itu, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia tengah mempertimbangkan kebijakan yang akan mewajibkan penerbangan internasional dari Jakarta dan Bali menggunakan campuran bahan bakar penerbangan berkelanjutan sebanyak 1 persen mulai 2026. (Aldo Fernando)

SHARE