MARKET NEWS

Harga CPO Menguat 5 Persen dalam Sepekan, Ada Sentimen Apa?

Maulina Ulfa 05/07/2024 09:56 WIB

Harga minyak sawit berjangka (futures) Malaysia alias crude palm oil (CPO) menguat 0,57 persen di level MYR4.090 per ton.

Harga CPO Menguat 5 Persen dalam Sepekan, Ada Sentimen Apa? (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit berjangka (futures) Malaysia alias crude palm oil (CPO) menguat 0,57 persen di level MYR4.090 per ton pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (5/7/2024).

Secara mingguan, harga CPO sudah naik signifikan sebesar 5,01 persen, secara bulanan meningkat 4,68 persen dan secara year on year (yoy) harga CPO tumbuh positif 5,90 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Minyak sawit berjangka Malaysia ini diperdagangkan di kisaran MYR 4.090 per ton setelah sempat jatuh ke level MYR 4.020 pada sesi sebelumnya, terutama dibantu oleh menguatnya kontrak minyak sawit di Dalian Exchange karena pasar CBoT ditutup untuk hari libur.

Sementara itu, muncul spekulasi bahwa ekspor pada Juli akan pulih seiring dengan meredanya masalah pengiriman.

Sepanjang Juni, surveyor kargo AmSpec Agri dan Intertek Testing Services melaporkan pengiriman CPO Malaysia turun antara 11,8 persen hingga 15,4 persen dari bulan sebelumnya.

Di india, yang merupakan produsen utama minyak sawit, pemerintah berencana untuk menerapkan program biodiesel minyak sawit B40 pada 2025.

India selaku pembeli minyak sawit terbesar di dunia melaporkan kenaikan impor sepanjang Juni, tumbuh sebesar 3 persen dan mencapai angka tertinggi dalam enam bulan sebesar 788.000 metrik ton.

Peningkatan ini didukung kuatnya permintaan dari penyulingan untuk festival yang akan datang dan karena komoditas tersebut diperdagangkan dengan harga diskon terhadap minyak saingannya.

Sementara itu, pembelian minyak sawit negara tersebut pada Juli bisa meningkat menjadi 850.000 ton, kata sebuah broker minyak nabati.

Kenaikan minyak sawit berpotensi dibatasi imbas penurunan harga minyak mentah dunia karena lemahnya data ekonomi di AS.

Pada Juni, aktivitas jasa AS mengalami kontraksi tertajam dalam empat tahun terakhir, melampaui ekspektasi pasar.

PMI Jasa ISM di AS anjlok ke 48,8 pada Juni 2024, kontraksi paling tajam sejak April 2020. Pasar memperkirakan PMI Jasa ISM di level 52,5 setelah sebelumnya di posisi 53,8 pada Mei.

Indeks Aktivitas Bisnis juga turun, tercatat 49,6, kontraksi pertama sejak Mei 2020. Pesanan baru (47,3 vs 54,1) dan lapangan kerja (46,1 vs 47,1) menurun.

Sebelumnya, PMI Manufaktur ISM AS secara tak terduga juga turun menjadi 48,5 pada Juni 2024 dari 48,7 pada Mei, di bawah perkiraan sebesar 49,1.

Selain itu, klaim pengangguran yang berlanjut meningkat selama sembilan pekan berturut-turut, dan data gaji swasta di bulan Juni tumbuh pada tingkat yang lebih lambat. (ADF)

SHARE