MARKET NEWS

Harga CPO Menguat, Produksi Sawit RI Naik 7,5 Persen di September 2023

Maulina Ulfa - Riset 22/11/2023 16:56 WIB

Harga minyak sawit berjangka Malaysia melonjak 1,8 persen hingga sekitar MYR4.020 per ton pada perdagangan Rabu (22/11/2023).

Harga CPO Menguat, Produksi Sawit RI Naik 7,5 Persen di September 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak sawit berjangka Malaysia melonjak 1,8 persen hingga sekitar MYR4.020 per ton pada perdagangan Rabu (22/11/2023). Tren kenaikan minyak sawit melanjutkan dorongan bullish untuk sesi ketiga berturut-turut dan mendekati level tertinggi sejak awal September lalu.

Kenaikan minyak sawit didukung oleh kenaikan harga minyak nabati, pelemahan ringgit, dan spekulasi penurunan produksi sawit Malaysia mulai bulan ini, berdasarkan data Trading Economics. (Lihat grafik di bawah ini.)

Namun, tanda-tanda lemahnya ekspor membatasi peningkatan harga CPO karena pengiriman produk minyak sawit Malaysia selama 1-20 November.

Pengiriman minyak sawit Malaysia diperkirakan turun antara 2 persen hingga 9 persen dibandingkan bulan sebelumnya, menurut data dari surveyor Intertek Testing Services, Societe Generale de Surveillance, dan perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia.

Berdasarkan catatan Trading Economics, Indonesia sebagai salah satu negara eksportir terbesar, mengirimkan 2,69 juta ton produk minyak sawit sepanjang September, turun 21 persen secara tahunan (yoy). Sementara, stok minyak sawit RI mencapai 3,10 juta ton.

Sementara itu, impor minyak sawit Uni Eropa pada musim 2023-2024, yang dimulai pada Juli, mencapai 1,32 juta ton pada 19 November, dibandingkan dengan 1,46 juta ton pada tahun sebelumnya.

Produksi CPO RI Naik

Berdasarkan laporan resmi terbaru Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Selasa (21/11), produksi CPO Indonesia sepanjang September adalah 4.143 ribu ton.

Angka ini naik 7,5 persen dari produksi Agustus sebesar 3.855 ribu ton. Demikian juga dengan produksi palm kernel oil (PKO) yang naik menjadi 394 ribu ton dari 366 ribu ton pada Agustus atau naik 7,6 persen.

Sementara, total konsumsi dalam negeri bulan September mencapai 1.979 ribu ton turun 2,9 persen dari konsumsi Agustus sebesar 2.037 ribu ton.

Penurunan terbesar terjadi pada biodiesel yang turun dari 956 ribu ton di bulan Agustus menjadi 924 ribu ton di bulan September diikuti oleh untuk pangan dari 898 ribu ton menjadi 865 ribu ton.

Konsumsi oleokimia naik menjadi 190 ribu ton di bulan September dari 183 ribu ton di bulan Agustus. Total ekspor di bulan September mengalami kenaikan sebesar 29,9 persen menjadi 2.693 ribu ton dari 2.073 ribu ton di bulan Agustus.

Kenaikan terbesar terjadi pada ekspor olahan CPO dari 1.245 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 1.968 ribu ton di bulan September.

Ekspor olahan PKO juga mengalami kenaikan dari 78 ribu ton di bulan Agustus menjadi 130 ribu ton di bulan September sedangkan ekspor oleokimia mengalami penurunan dari 416 ribu ton di bulan Agustus menjadi 333 ribu ton di bulan September.

Penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan China dari 920 ribu ton di bulan Agustus menjadi 781 ribu ton di bulan September. Sedangkan untuk tujuan India dari 744 ribu ton di bulan Agustus menjadi 352 ribu ton di bulan September.

GAPKI juga mencatat, stok minyak sawit awal September mencapai 3.238 ribu ton, produksi 4.537 ribu ton, konsumsi 1.979 ribu ton dan ekspor 2.693 ribu ton. Maka, tercatat stok akhir September adalah 3.103 ribu ton, lebih rendah dari stok akhir Agustus sebesar 3.238 ribu ton. (ADF)

SHARE