MARKET NEWS

Harga CPO Menguat, Siap Catat Kenaikan Mingguan Kedua

TIM RISET IDX CHANNEL 11/07/2025 16:05 WIB

Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat pada Jumat (11/7/2025) dan berpotensi membukukan kenaikan mingguan kedua secara berturut-turut.

Harga CPO Menguat, Siap Catat Kenaikan Mingguan Kedua. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat pada Jumat (11/7/2025) dan berpotensi membukukan kenaikan mingguan kedua secara berturut-turut, meski stok bulan Juni tercatat lebih tinggi.

Penguatan harga ini didukung oleh kenaikan harga minyak nabati saingan dan pelemahan ringgit.

Kontrak minyak sawit acuan untuk pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 0,75 persen ke posisi MYR4.178 per ton metrik pada pukul 15.42 WIB. Sepanjang pekan ini, kontrak tersebut telah menguat 2,33 persen.

"Kenaikan tajam pada harga refined bleached deodorized palm olein di Dalian selama jam perdagangan Asia mendorong penguatan harga minyak sawit mentah di Bursa Malaysia pada pembukaan," ujar seorang trader berbasis di Kuala Lumpur, dikutip Reuters.

Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian naik 0,63 persen, sementara kontrak minyak sawit di bursa yang sama menguat 0,86 persen. Di sisi lain, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,36 persen.

Harga minyak sawit memang kerap mengikuti pergerakan harga minyak nabati saingan karena bersaing untuk pangsa pasar minyak nabati global.

Stok minyak sawit Malaysia naik 2,41 persen menjadi 2,03 juta ton pada akhir Juni, tertinggi dalam 18 bulan terakhir, menurut data dari regulator industri.

Sementara itu, ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1–10 Juli diperkirakan meningkat antara 5,3 persen hingga 12 persen dibandingkan bulan sebelumnya, berdasarkan data dari Intertek Testing Services dan AmSpec Agri Malaysia.

Harga minyak mentah dunia juga menguat pada Jumat, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan memberikan pengumuman terkait Rusia, memunculkan spekulasi soal sanksi baru bagi produsen minyak utama tersebut. Namun, kekhawatiran atas tarif dagang dan peningkatan produksi OPEC+ membatasi kenaikan harga.

Penguatan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.

Di sisi lain, ringgit—mata uang yang digunakan dalam perdagangan minyak sawit—melemah 0,24 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat harga komoditas ini lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing. (Aldo Fernando)

SHARE