MARKET NEWS

Harga CPO Rebound setelah Turun Nyaris 1 Persen

Maulina Ulfa 26/06/2024 09:51 WIB

Harga minyak sawit berjangka (futures) Malaysia alias crude palm oil (CPO) diperdagangkan menguat 0,54 persen di level MYR3.877 pada Selasa (25/6/2024).

Harga CPO Rebound setelah Turun Nyaris Satu Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit berjangka (futures) Malaysia alias crude palm oil (CPO) diperdagangkan menguat 0,54 persen di level MYR3.877 pada Selasa (25/6/2024), rebound dari sesi sebelumnya.

Di sesi sebelumnya, harga minyak sawit berjangka Malaysia turun hampir 1 persen menjadi sekitar MYR3.860 per ton dan memperpanjang momentum bearish untuk sesi ketiga dan mencapai titik terendah sejak 27 Mei 2024.

Secara mingguan, harga CPO tertekan 1,10 persen dan secara year on year (yoy) harga CPO menguat 5,50 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Penurunan ini karena penurunan harga minyak saingannya di bursa Dalian dan CBoT.

Sementara itu, kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan meningkat menjelang data ekspor pada 1-25 Juni 2024.

Selama 20 hari pertama setiap bulan, pengiriman CPO dilaporkan menyusut antara 8,1 hingga 12,9 persen, menurut surveyor kargo.

Sementara itu, produksi CPO Malaysia diperkirakan akan tetap kuat di bulan Juni setelah produksi Mei mencapai angka tertinggi dalam 6 bulan sebesar 1,7 juta ton.

Sementara itu, importir utama India membeli minyak bunga matahari sebanyak 500 ribu ton untuk pengiriman Juni, karena persaingan antara pemasok Rusia dan Ukraina menjadikannya lebih murah dibandingkan minyak kedelai dan minyak sawit.

Penurunan harga CPO masih dihentikan oleh adalah harga minyak mentah yang berada pada level tertinggi dalam dua bulan di tengah risiko geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah.

Di negara lain, China dilaporkan telah memesan kargo untuk pengiriman minyak sawit antara Juni dan September menyusul rendahnya persediaan di negara tersebut.

China dan India kini merupakan importir minyak sawit terbesar dari indonesia, yang menyumbang lebih dari separuh pasokan dunia.

Informasi saja, minyak sawit digunakan dalam produk-produk mulai dari minyak goreng hingga makanan olahan, kosmetik, dan biofuel. CPO menjadi minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia dan digunakan dalam pembuatan banyak produk termasuk biskuit, margarin, deterjen dan coklat.

Sebelumnya, Reuters melaporkan impor minyak sawit India naik 11,6 persen pada Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 763.300 metrik ton, level tertinggi dalam empat bulan.

Laporan Reuters pada Kamis (13/6), harga minyak sawit saat ini lebih murah dibandingkan saingannya, terutama minyak kedelai.

“Seiring dengan semakin melebarnya selisih harga minyak sawit, hal ini menjadi semakin menarik bagi pembeli di India," kata seorang dealer yang berbasis di Mumbai.

"Pada Juni ini, India dapat membeli lebih dari 750 ribu ton,” kata sang dealer.

Data impor minyak nabati India dirilis secara berkala oleh Solvent Extractors' Association of India (SEA).

Total impor minyak nabati naik 16 persen menjadi 1,5 juta ton.  Impor minyak kedelai turun 16 persen menjadi 324,016 ton, sementara impor minyak bunga matahari melonjak 75 persen menjadi 410,727 ton. (ADF)

SHARE