Harga CPO Susut, Laba Teladan Prima (TLDN) Ambles 82 Persen di Kuartal I 2023
PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) mencatatkan laba bersih di kuartal I 2023 Rp52,18 miliar atau turun 82,34%.
IDXChannel - Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) mencatatkan penurunan laba bersih di kuartal I 2023. Laba perseroan hingga Maret 2023 tercatat sebesar Rp52,18 miliar, turun 82,34% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp295,56 miliar.
Kepala Keuangan Perusahaan dan Strategi TLDN, Wasisto Budi Sulistio mengungkapkan, penurunan laba bersih perseroan sepanjang kuartal I 2023 disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), di mana terjadi penurunan harga sebesar Rp3.000 per ton.
“Selain itu, tingginya beban pokok pendapatan yang tinggi karena aktivitas pemupukan di tiga bulan pertama juga menjadi penyebab turunnya laba perseroan,” kata Wasisto dalam paparan publik di The Langham Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Meski demikian, peningkatan produksi di kuartal I tahun ini diharapkan dapat menumbuhkan produktivitas serta profitabilitas hingga akhir 2023. Wasisto memproyeksikan, harga CPO konsisten di Rp10.000 hingga Rp11.000 hingga akhir tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama TLDN, Wishnu Wardhana mengatakan, penurunan laba bersih di tiga bulan pertama diakibatkan oleh naiknya seluruh komponen biaya mulai dari pupuk hingga kebutuhan energi.
“Kenaikan biaya itu benar-benar dirasakan oleh seluruh industri perkebunan kelapa sawit di kuartal IV 2022 dan kuartal I 2023,” kata Wishnu.
Di sisi lain, meski laba perseroan mengalami penurunan, namun pendapatan TLDN justru tumbuh 14,3% menjadi Rp955,57 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp836,36 miliar.
Pendapatan pada kuartal I tahun ini berasal dari dua sumber. Produk crude palm oil (CPO) mendominasi dengan pendapatan sebesar Rp888,61 miliar. Kemudian diikuti pendapatan dari produk palm kernel (PK) sebesar Rp66,96 miliar.
Peningkatan pendapatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya volume penjualan CPO dan PK yang masing-masing naik sebesar 48,2% dan 67,1%.
Peningkatan volume penjualan tersebut mengompensasi penurunan harga jual rata-rata CPO dan PK masing-masing sebesar 19,5% dan 56,4%, sehingga perseroan dapat mempertahankan realisasi kinerja keuangan yang positif.
(FAY)