Harga CPO Tergelincir 3 Hari Beruntun, Jatuh di Bawah 4.000 Ringgit
Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Selasa (16/12/2025) untuk hari ketiga berturut-turut, tertekan oleh penurunan harga minyak nabati pesaing.
IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Selasa (16/12/2025) untuk hari ketiga berturut-turut, tertekan oleh penurunan harga minyak nabati pesaing serta kekhawatiran atas peningkatan stok di tengah kinerja ekspor yang melambat.
Kontrak acuan CPO untuk pengiriman Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 1,05 persen menjadi 3.969 ringgit Malaysia per ton pada pukul 15.22 WIB.
Kepala Riset Komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, mengatakan, dikutip Reuters, CPO bergerak melemah seiring tekanan luas di pasar minyak nabati global.
Bagani menambahkan, lemahnya kinerja ekspor minyak sawit Malaysia yang berlangsung terus-menerus meningkatkan risiko kenaikan stok lebih lanjut, sementara penguatan ringgit turut menambah tekanan pasar.
Di China, kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian turun 0,93 persen, sedangkan kontrak minyak sawit merosot 1,15 persen. Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade terkoreksi 0,61 persen.
Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaing karena bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global.
Lembaga survei kargo memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1-15 Desember turun sekitar 15,9 persen hingga 16,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Ringgit, mata uang perdagangan minyak sawit, menguat 0,22 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat komoditas ini menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing.
Harga minyak dunia juga melemah, melanjutkan penurunan sesi sebelumnya, seiring menguatnya prospek kesepakatan damai Rusia-Ukraina yang memicu harapan pelonggaran sanksi.
Pelemahan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Di sisi lain, impor minyak sawit India meningkat tipis pada November.
Solvent Extractors' Association of India menyebutkan, para penyuling memanfaatkan harga yang lebih rendah untuk meningkatkan pembelian minyak sawit tropis, sekaligus mengurangi impor minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang lebih mahal. (Aldo Fernando)