Harga CPO Terkoreksi Dibayangi Turunnya Permintaan China
Data perdagangan Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 11:42 WIB menunjukkan harga CPO kontrak Januari 2023 turun 2,19% di MYR4.106 per ton.
IDXChannel - Harga minyak sawit mentah / crude palm oil (CPO) jatuh siang ini Kamis (10/11/2022), melanjutkan koreksi selama tiga sesi berturut-turut menyentuh level terendah dalam 10 hari terakhir.
Kondisi ini terjadi menyusul penurunan harga minyak nabati sejenis yang dipicu sentimen ancaman penurunan permintaan di China hingga ekspektasi resesi global.
Data perdagangan Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 11:42 WIB menunjukkan harga CPO kontrak Januari 2023 turun 2,19% di MYR4.106 per ton, sedangkan untuk kontrak November 2022 merosot 3,02% di MYR4.020 per ton.
Para pedagang CPO di Malaysia saat ini sedang menantikan data persediaan yang akan dirilis oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia pada hari ini, Kamis (9/11). Pasar sebelumnya berspekulasi stok minyak sawit Negeri Jiran di akhir Oktober akan jauh lebih tinggi.
Menurut survei Reuters, stok sawit Malaysia akan naik ke level tertingginya dalam tiga setengah tahun terakhir menyusul peningkatan produksi dan lesunya impor.
Sampai saat ini, kebijakan nol-Covid di China masih menjadi momok bagi seluruh pasar minyak nabati dan minyak mentah dunia. Pasalnya, Beijing merupakan importir minyak terbesar dunia.
Apabila mobilitas dibatasi maka akan mengancam permintaan bahan bakar, sekaligus berdampak pada minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel, serta beberapa jenis minyak nabati lainnya.
Hal itu bisa terlihat dari penurunan harga minyak kedelai di Bursa Dalian China sebesar 2,2%, mengekor penurunan harga CPOnya sebesar 3,1%. Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga ambles 0,1%.
Technical Analyst Wang Tao memproyeksikan harga CPO bisa kembali tertekan di waktu mendatang. Terdapat peluang menuju kisaran di MYR3.994 - MYR4.072 per ton. (NIA)