MARKET NEWS

Harga CPO Terperosok 4 Hari Berturut-turut

TIM RISET IDX CHANNEL 29/10/2025 16:14 WIB

Harga minyak sawit berjangka Malaysia kembali melemah untuk hari keempat berturut-turut pada Rabu (29/10/2025), dan berpotensi mencatat penurunan bulanan kedua.

Harga CPO Terperosok 4 Hari Berturut-turut. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak sawit berjangka Malaysia kembali melemah untuk hari keempat berturut-turut pada Rabu (29/10/2025), dan berpotensi mencatat penurunan bulanan kedua.

Tekanan datang dari pelemahan harga minyak nabati pesaing, proyeksi kenaikan produksi di Indonesia, serta penguatan nilai tukar ringgit.

Kontrak acuan CPO untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives merosot 1,65 persen menjadi MYR4.244 per ton metrik pada 15.45 WIB. Harga sempat menyentuh level terendah sejak 7 Agustus di awal sesi.

“Kelemahan harga CPO berlanjut sejak awal pekan ini akibat ketidakpastian terkait mandat biodiesel B50 di Indonesia, serta perkiraan GAPKI bahwa produksi minyak sawit Indonesia tahun ini naik sekitar 10 persen,” ujar Kepala Riset Sunvin Group, Anilkumar Bagani, yang berbasis di Mumbai, dikutip Reuters.

GAPKI memperkirakan produksi minyak sawit Indonesia dapat mencapai sekitar 56 juta ton metrik tahun ini, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, didorong oleh cuaca yang mendukung dan harga yang masih kuat.

Selain itu, aksi jual minyak sawit olahan dan minyak kedelai di Dalian Commodity Exchange, serta pelemahan minyak kedelai di Chicago Board of Trade, turut menekan harga. Di Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif turun 1,19 persen, sementara kontrak minyak sawit anjlok 2,22 persen. Di Chicago, harga minyak kedelai melemah 0,53 persen.

Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaing karena bersaing di pasar minyak nabati global. GAPKI juga melaporkan stok minyak sawit Indonesia turun tipis pada Agustus menjadi 2,54 juta ton metrik, atau 1 persen lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, seiring penurunan produksi yang mengimbangi turunnya ekspor.

Sementara itu, harga minyak mentah dunia kembali melemah setelah turun tiga hari berturut-turut, tertekan oleh keraguan terhadap efektivitas sanksi Rusia dan kemungkinan peningkatan produksi OPEC+.

Harga minyak mentah yang lebih rendah membuat minyak sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.

Nilai tukar ringgit, mata uang perdagangan utama minyak sawit, menguat 0,17 persen terhadap dolar AS, membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang asing. (Aldo Fernando)

SHARE