MARKET NEWS

Harga CPO Turun 4 Hari Beruntun di Tengah Ketidakpastian Permintaan

TIM RISET IDX CHANNEL 23/10/2025 15:47 WIB

Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali melemah untuk hari keempat berturut-turut pada Kamis (23/10/2025), tertekan oleh ketidakpastian permintaan.

Harga CPO Turun 4 Hari Beruntun di Tengah Ketidakpastian Permintaan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali melemah untuk hari keempat berturut-turut pada Kamis (23/10/2025), tertekan oleh ketidakpastian permintaan serta kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga membuat produksi menjadi sulit diprediksi.

Kontrak berjangka (futures) CPO untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 0,31 persen ke posisi MYR4.442 per ton, pada jeda perdagangan siang.

“Pesimisme terkait permintaan yang tidak pasti memperdalam tekanan jual hari ini. Volatilitas diperkirakan tetap tinggi seiring masuknya periode cuaca yang sulit diprediksi dan dampaknya terhadap produksi pada kuartal pertama 2026,” ujar Direktur Pelindung Bestari Brokerage, Paramalingam Supramaniam, dikutip Reuters.

Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif melemah 0,51 persen, sementara kontrak minyak sawitnya turun 1,3 persen.

Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 0,38 persen. Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaingnya karena bersaing dalam pangsa pasar global.

Sementara itu, pemerintah Indonesia mengatakan konsumsi biodiesel dari Januari hingga September mencapai 10,57 juta kiloliter, naik hampir 10 persen dari 9,61 juta kiloliter pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Harga minyak mentah naik 3 persen pada Kamis, melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya, setelah pembeli India mulai meninjau kembali impor minyak Rusia menyusul sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap pemasok utama Rosneft dan Lukoil terkait perang di Ukraina.

Kenaikan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi bahan baku biodiesel yang lebih menarik.

Sementara itu, nilai ringgit—mata uang perdagangan utama minyak sawit—menguat tipis 0,02 persen terhadap dolar AS, yang membuat komoditas ini menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing. (Aldo Fernando)

SHARE