Harga Emas Anjlok 5 Persen usai Rekor, Penurunan Terbesar sejak 2020
Harga emas dunia jatuh pada perdagangan Selasa (21/10/2025), mencatat penurunan harian terdalam dalam lima tahun terakhir.
IDXChannel - Harga emas dunia jatuh pada perdagangan Selasa (21/10/2025), mencatat penurunan harian terdalam dalam lima tahun terakhir.
Aksi ambil untung investor terjadi setelah reli besar yang didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan lonjakan permintaan aset aman sempat membawa harga emas ke rekor tertinggi sehari sebelumnya.
Harga emas spot (XAU/USD) anjlok 5,29 persen ke posisi terendah dalam sepekan di USD4.125,27 per ons, penurunan harian terdalam sejak Agustus 2020.
Sehari sebelumnya, harga emas sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di USD4.381,21 dan secara keseluruhan telah menguat sekitar 60 persen tahun ini, didorong ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, ekspektasi penurunan suku bunga, serta pembelian berkelanjutan oleh bank sentral.
“Penurunan harga emas masih dibeli hingga kemarin, tetapi lonjakan volatilitas yang tajam dalam beberapa hari terakhir menimbulkan sinyal kehati-hatian dan bisa memicu aksi ambil untung jangka pendek,” ujar analis logam independen, Tai Wong, dikutip Reuters.
Indeks dolar AS naik 0,4 persen, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. “Meningkatnya selera risiko di pasar global awal pekan ini menjadi sentimen negatif bagi logam mulia,” kata analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Analis Citi menilai, berakhirnya penutupan sebagian pemerintahan AS dan kemungkinan pengumuman kesepakatan dagang AS-China bisa mendorong harga emas bergerak stabil dalam dua hingga tiga pekan ke depan.
Harga spot perak (XAG/USD) anjlok 7,6 persen ke USD48,49 per ons. “Perak terpeleset cukup dalam hari ini dan menyeret seluruh kompleks logam turun,” ujar Wong.
Wong menambahkan, “Tampaknya ada level puncak jangka pendek di USD54, dan selama sentimen masih goyah di bawah USD50, perak kemungkinan bergerak sideways dengan volatilitas tinggi selama harga emas tetap relatif kuat.”
Para pelaku pasar kini menantikan rilis data indeks harga konsumen (CPI) AS untuk September pada Jumat mendatang, yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan AS.
Data tersebut diperkirakan menunjukkan kenaikan 3,1 persen secara tahunan. Pasar juga memperkirakan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan pekan depan.
Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas cenderung diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah. (Aldo Fernando)