MARKET NEWS

Harga Emas Diperkirakan Menguat, The Fed Jadi Penentu Arah Pasar

TIM RISET IDX CHANNEL 25/08/2025 07:02 WIB

Harga emas naik 1 persen menjadi USD3.371 per troy ons pada perdagangan Jumat (22/8/2025) lalu. Sepanjang pekan lalu.

Harga Emas Diperkirakan Menguat, The Fed Jadi Penentu Arah Pasar. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas naik 1 persen menjadi USD3.371 per troy ons pada perdagangan Jumat (22/8/2025) lalu. Sepanjang pekan lalu, logam mulia ini bergerak dalam kisaran sempit setelah berulang kali menguji rekor tertinggi di USD3.500 pada April.

Sentimen ditopang oleh tanda-tanda perubahan sikap Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) yang semakin dovish serta permintaan aset aman yang tetap kuat.

Ketua The Fed Jerome Powell dalam pidato di simposium tahunan Jackson Hole menegaskan adanya pergeseran keseimbangan risiko, dari pelemahan pasar tenaga kerja hingga ancaman inflasi yang masih bertahan.

Revisi data tenaga kerja dan meningkatnya pengangguran, menurutnya, kemungkinan besar mendorong penyesuaian kebijakan moneter berupa pemangkasan suku bunga 25 basis point (bps) dalam keputusan rapat September mendatang.

Mengutip Trading Economics, ekspektasi pasar kini mengarah pada tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Hal ini semakin mendukung pergerakan emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Dari sisi geopolitik, harapan tercapainya kesepakatan damai Rusia-Ukraina meredup setelah Moskow melancarkan serangan drone dan rudal terbesar dalam lebih dari sebulan, serta menuding Kyiv menolak prospek penyelesaian adil dan bertahan lama. Selama sepekan lalu, emas meningkat 1 persen.

Melansir dari Kitco, Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, menyebut pasar emas memang masih lesu di musim panas. Namun, The Fed telah membuka pintu lebar bagi pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun.

“Dalam kondisi ini, kurva imbal hasil akan semakin curam dan dolar AS melemah. Itu situasi positif bagi emas. Meski masih tenang, sulit melihat harga tidak lebih tinggi pekan depan maupun dalam jangka panjang,” ujarnya.

Ia menambahkan, harga emas perlu menembus USD3.450 per ons untuk kembali menguji rekor di atas USD3.500.

Pendapat serupa datang dari Kepala Strategi Futures dan Forex Tastylive.com, Christopher Vecchio. Menurutnya, emas siap bergerak seiring The Fed bersiap melonggarkan kebijakan. “Sepertinya kita akan mendapat pemangkasan suku bunga seiring inflasi mendekati 3 persen. Jadi, memiliki emas masih masuk akal bagi investor,” katanya.

Proyeksi Sepekan

Survei pekan ini menunjukkan optimisme tetap kuat. Dari 13 analis pasar yang berpartisipasi, tidak ada yang pesimistis. Sebanyak delapan analis atau 62 persen bersikap bullish, sementara lima analis atau 38 persen memilih netral.

Dari sisi investor ritel, jajak pendapat Kitco melibatkan 194 suara. Sebanyak 115 responden atau 59 persen memperkirakan harga emas naik pekan ini, 35 orang atau 18 persen memprediksi turun, dan 44 orang atau 23 persen melihat harga bergerak mendatar.

Analis Senior Pepperstone, Michael Brown, menilai komentar Powell berpotensi memicu reli emas. Namun, masih ada pertanyaan mengenai arah kebijakan selanjutnya.

“Powell jelas mendukung pemangkasan suku bunga September, tapi perhatian akan segera tertuju pada apakah ini akan menjadi serangkaian pemangkasan atau hanya satu kali,” ujarnya.

Meski begitu, Brown tetap optimistis terhadap prospek emas dalam jangka panjang. (Aldo Fernando)

SHARE