Harga Emas Diprediksi Mendatar Pekan Ini, Pasar Mencermati Agenda The Fed
Harga emas melemah pekan lalu setelah data inflasi tinggi memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga.
IDXChannel - Harga emas melemah pekan lalu setelah data inflasi tinggi memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga, sementara pasar mencermati hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Harga emas spot (XAU/USD) merosot 1,83 persen sepekan, ditutup di level USD3.335,70 pada Jumat (15/8/2025) lalu.
Survei mingguan Kitco News menunjukkan sebagian besar pakar Wall Street memperkirakan harga emas masih bergerak mendatar atau sideways, sementara mayoritas investor ritel tetap yakin logam mulia ini bisa menguat pekan ini.
“Banyak hal bisa bergantung pada hasil pertemuan Presiden Trump dan Presiden Putin, yang berpotensi mendorong emas naik atau turun tajam dalam jangka pendek,” ujar Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day.
“Pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada September sudah diperhitungkan pasar, jadi dibutuhkan langkah pelonggaran moneter lebih lanjut agar emas bisa menembus level atas. Jadi, kami perkirakan tak banyak perubahan, dengan sejumlah catatan,” imbuh Day.
“Saya netral untuk emas pekan ini,” kata Kepala Strategi Pasar di SIA Wealth Management, Colin Cieszynski.
Cieszynski menambahkan, “Ada dua agenda besar, yaitu pertemuan puncak hari ini dan konferensi Jackson Hole pekan ini, yang berpotensi menggerakkan dolar AS dan berdampak pada emas. Namun, di luar itu, saya kira pasar akan relatif tenang.”
“Saya memilih prediksi naik,” ujar Kepala Strategi Pasar Senior di Forex.com, James Stanley.
“Saat ini emas berada di area support, tetapi yang lebih penting adalah agenda Jackson Hole pekan depan. Saya tidak bisa membayangkan bank sentral akan tampil dengan nada hawkish. Biasanya mereka akan menunda dan condong dovish, dan pekan depan sepertinya tidak berbeda,” kata Stanley.
Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen, menilai kenaikan data inflasi pekan ini tidak akan menghentikan The Fed untuk memangkas suku bunga.
Sementara itu, Pialang Senior Komoditas di RJO Futures, Daniel Pavilonis, menyoroti pergerakan harga emas terbaru dibandingkan kinerja jangka menengahnya.
Dalam survei Kitco News kali ini, terdapat 10 analis yang berpartisipasi. Wall Street terlihat masih ragu setelah sepekan emas bergerak datar. Hanya satu analis, atau 10 persen, yang memperkirakan harga emas naik pekan ini, sementara satu lainnya memprediksi penurunan. Mayoritas, yakni delapan analis atau 80 persen, melihat harga emas akan tetap bergerak mendatar.
Dari sisi investor ritel, sebanyak 183 orang ikut memberikan suara dalam jajak pendapat daring Kitco. Sebanyak 115 orang, atau 63 persen, memperkirakan harga emas naik pekan ini. Sebanyak 33 orang, atau 18 persen, memprediksi penurunan, sementara 35 orang atau 19 persen memperkirakan harga masih berkonsolidasi.
Agenda pekan ini juga cukup padat dengan data perumahan dan manufaktur, tetapi sorotan utama tetap pada kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Selasa akan dirilis data housing starts dan izin mendirikan bangunan untuk Juli. Rabu akan dipenuhi agenda The Fed, mulai dari publikasi risalah rapat FOMC Juli, pidato Gubernur Fed Christopher Waller dan Raphael Bostic, hingga dimulainya Simposium Jackson Hole tahunan.
Kamis menampilkan sederet data, termasuk indeks manufaktur The Philly Fed, klaim pengangguran mingguan, PMI awal S&P Global untuk Agustus, serta data penjualan rumah existing bulan Juli.
Pekan ini akan ditutup dengan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menyampaikan pandangan tahunannya dari Jackson Hole pada Jumat pagi waktu setempat. (Aldo Fernando)