Harga Emas Diprediksi Pecah Rekor Tersulut Insiden Penembakan Trump
Investor diperkirakan semakin memburu aset-aset safe haven tradisional, seperti emas, dolar, dan obligasi menyusul insiden penembakan Trump.
IDXChannel - Investor diperkirakan semakin memburu aset-aset safe haven tradisional, seperti emas, dolar, dan obligasi menyusul menguatnya peluang mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump memenangkan pemilihan presiden (pilpres) pasca selamat dari upaya pembunuhan.
"Tidak diragukan lagi akan ada arus proteksionisme atau safe haven di Asia,” kata Nick Twidale, Kepala Analis Pasar di ATFX Global Markets, mengutip Bloomberg, Minggu (14/7).
“Saya memperkirakan emas bisa mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Kita akan melihat Yen dibeli dan Dolar, serta mengalir juga ke treasury,” sambungnya.
Komentar awal pasar menunjukkan bahwa penembakan Trump pada rapat umum Sabtu di Pennsylvania juga dapat mendorong para pelaku pasar untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilannya dalam pemilu November.
Dukungannya terhadap kebijakan fiskal yang lebih longgar dan tarif yang lebih tinggi secara umum dipandang akan menguntungkan dolar AS.
Pemimpin Tim Asia untuk Markets Live, Garfield Reynolds mengatakan, mata uang akan menjadi pasar besar pertama pada Senin (15/7) di Asia yang bereaksi terhadap lonjakan harga di akhir pekan.
"Ada potensi volatilitas ekstra, dan mendapatkan gambaran yang jelas mungkin sangat sulit karena likuiditas akan terhambat oleh hari libur nasional Jepang," ujarnya.
Menyusul terjadinya aksi penembakan terhadap Trump, kejadian seperti yang terjadi di Pennsylvania belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika Presiden Ronald Reagan ditembak empat dekade lalu, pasar saham anjlok sebelum ditutup lebih awal. Keesokan harinya, 31 Maret 1981, S&P 500 naik lebih dari 1 persen dan benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun turun 9 basis poin menjadi 13,13 persen, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Menurut Marko Papic, Kepala Strategi BCA Research Inc yang berbasis di California, investor obligasi harus memberikan perhatian khusus karena serangan ini kemungkinan akan meningkatkan peluang Trump terpilih, dan pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek fiscal.
“Pasar obligasi pada titik tertentu harus menyadari peluang Presiden Trump untuk memenangkan pilres lebih tinggi dibandingkan pesaingnya,” tulis Papic.
“Dan saya terus percaya bahwa ketika peluangnya meningkat, kemungkinan terjadinya kerusuhan di pasar obligasi juga akan meningkat," ujarnya.
Sementara itu, Kyle Rodda, Analis Pasar Keuangan Senior di Capital.com mengaku melihat pelaku pasar mengalirkan modalnya ke emas setelah penembakan tersebut.
“Berita ini menandai titik perubahan dalam norma politik Amerika,” katanya.
“Bagi pasar, ini berarti perdagangan di tempat yang aman, namun lebih condong ke tempat yang non-tradisional," kata Rodda.
(FAY)