Harga Emas Melemah Tipis usai Rilis Data Inflasi AS
Harga emas dunia melemah tipis pada Kamis (18/12/2025), seiring pelaku pasar mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih lunak dari perkiraan.
IDXChannel - Harga emas dunia melemah tipis pada Kamis (18/12/2025), seiring pelaku pasar mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih lunak dari perkiraan.
Kondisi ini mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi, meski kenaikan tingkat pengangguran AS pada November membantu membatasi penurunan lebih lanjut.
Emas spot turun 0,12 persen menjadi USD4.332,59 per troy ons. Sebelumnya, emas sempat menyentuh rekor tertinggi di USD4.381,21 pada 20 Oktober dan masih bergerak di kisaran tersebut pada awal sesi perdagangan.
“Sekarang inflasi terlihat turun lebih cepat dari perkiraan, hal ini mengurangi daya tarik membeli proteksi terhadap inflasi. Emas selama ini menjadi lindung nilai utama inflasi, sehingga pelemahannya cukup masuk akal setelah rilis data CPI,” ujar analis pasar City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, dikutip Reuters.
Data menunjukkan, harga konsumen AS naik 2,7 persen secara tahunan pada November, lebih rendah dari proyeksi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 3,1 persen.
Pasar berjangka suku bunga federal funds pun mulai memperhitungkan peluang yang sedikit lebih besar bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Januari, setelah data tersebut dirilis.
“Perlu diingat, salah satu alasan utama kenaikan tajam emas dalam beberapa tahun terakhir adalah tingginya inflasi yang menggerus nilai mata uang fiat,” tambah Razaqzada.
Aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas biasanya diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah dan dikenal sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.
“Tren emas masih sangat positif dan penembusan ke atas pada akhirnya masih diantisipasi. Target kenaikan saya berada di USD4.515,63 dan USD5.000 masih menjadi sasaran yang valid,” kata Wakil Presiden sekaligus Kepala Strategi Logam Mulia Zaner Metals, Peter Grant.
Sementara itu, perak spot turun 1,5 persen menjadi USD65,3 per troy ons, turun dari rekor tertinggi USD66,88 yang dicapai pada sesi sebelumnya.
Sepanjang tahun ini, perak mengungguli emas dengan kenaikan 126 persen secara year-to-date, didorong permintaan investasi serta kekhawatiran defisit pasokan.
Harga platinum naik 1,2 persen menjadi USD1.922,05 per troy ons, level tertinggi dalam lebih dari 17 tahun. Adapun palladium melonjak 3,7 persen ke hampir level tertinggi tiga tahun di USD1.708,72 per ons.
“Gelombang kenaikan harga logam mulia kini telah menyebar dari perak ke platinum. Harga platinum terdongkrak oleh kuatnya permintaan dari China,” tulis Commerzbank dalam sebuah catatan. (Aldo Fernando)