MARKET NEWS

Harga Emas Menguat di Tengah Ketidakpastian Tarif Jelang Tenggat 1 Agustus

TIM RISET IDX CHANNEL 01/08/2025 07:14 WIB

Harga emas naik pada Kamis (31/7/2025) seiring para pelaku pasar beralih ke aset aman di tengah ketidakpastian tarif menjelang batas waktu 1 Agustus.

Harga Emas Menguat di Tengah Ketidakpastian Tarif Jelang Tenggat 1 Agustus. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas naik pada Kamis (31/7/2025) seiring para pelaku pasar beralih ke aset aman di tengah ketidakpastian tarif menjelang batas waktu 1 Agustus yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyelesaikan negosiasi perdagangan.

Harga emas spot (XAU/USD) menguat 0,45 persen ke posisi USD3.290,12 per troy ons, setelah sempat menguat lebih dari 1 persen sebelumnya.

“Kita melihat peningkatan ketidakpastian perdagangan menjelang tenggat 1 Agustus. Ini memicu kembalinya minat terhadap aset safe haven,” kata Wakil Presiden sekaligus Kepala Strategi Logam Senior di Zaner Metals, Peter Grant, dikutip Reuters.

Trump sebelumnya menyatakan telah menyepakati perpanjangan kesepakatan dagang yang ada dengan Meksiko selama 90 hari dan akan melanjutkan negosiasi dalam periode tersebut dengan tujuan menandatangani perjanjian baru.

Pernyataan itu muncul sehari setelah Trump meluncurkan serangkaian kebijakan tarif baru pada Rabu, termasuk terhadap impor dari Brasil dan Korea Selatan, menjelang tenggat penaikan tarif AS yang lebih tinggi.

Di sisi lain, inflasi AS tercatat meningkat pada Juni seiring tarif impor mulai mendorong harga sejumlah barang. Indeks PCE naik 0,3 persen bulan lalu, setelah revisi naik 0,2 persen pada Mei.

Sementara itu, Federal Reserve (The Fed) pada Rabu mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 persen–4,50 persen. Namun, komentar Ketua The Fed Jerome Powell setelah keputusan tersebut justru meredam harapan pasar atas kemungkinan pemangkasan suku bunga pada September.

Emas cenderung menguat di lingkungan suku bunga rendah karena tidak menghasilkan imbal hasil.

Para investor kini menanti data tenaga kerja non-pertanian (NFP) AS yang akan dirilis Jumat sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed selanjutnya. (Aldo Fernando)

>

SHARE