Harga Emas Menguat, Pasar Nantikan Data Ketenagakerjaan AS
Harga emas dunia naik tipis pada Senin (30/6/2025), didukung oleh pelemahan dolar, sementara investor menanti rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS).
IDXChannel - Harga emas dunia naik tipis pada Senin (30/6/2025), didukung oleh pelemahan dolar, sementara investor menanti rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan ini untuk mencari petunjuk arah kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Harga emas spot (XAU/USD) naik 0,88 persen menjadi USD3.303,15 per troy ons, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 29 Mei di awal sesi. Logam mulia ini mencatat kenaikan kuartalan kedua berturut-turut dengan penguatan 5,5 persen.
“Pelemahan dolar hari ini memberi sedikit dukungan. Namun, harga emas masih bergerak dalam kisaran yang jelas sejak pertengahan Mei,” ujar Wakil Presiden sekaligus ahli strategi logam senior di Zaner Metals, Peter Grant, dikutip Reuters.
Dolar AS melemah terhadap euro dan franc Swiss karena pasar menimbang risiko defisit anggaran AS yang membengkak serta kemungkinan kesepakatan dagang dengan mitra utama.
Di sisi perdagangan, AS dan China pekan lalu menyelesaikan sengketa terkait pengiriman mineral tanah jarang dan magnet, sehingga memunculkan kembali harapan terhadap pembicaraan lanjutan antara dua negara adidaya tersebut.
Sementara itu, Kanada membatalkan pajak layanan digital yang menargetkan perusahaan teknologi AS pada Minggu malam dalam upaya menghidupkan kembali negosiasi dagang yang sempat terhenti dengan Washington.
Emas, yang kerap dipandang sebagai lindung nilai di masa ketidakpastian, juga diuntungkan oleh lingkungan suku bunga rendah.
Investor kini menanti data ketenagakerjaan ADP AS yang akan dirilis Rabu, serta data klaim pengangguran awal pada Kamis, untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan The Fed.
Dalam catatannya, analis Citi memperkirakan harga emas bergerak konsolidatif di kisaran USD3.100 hingga USD3.500 sepanjang kuartal III-2025. Mereka juga menilai bahwa level puncak pada akhir April di USD3.500 kemungkinan sudah menjadi titik tertinggi, seiring mendekatnya puncak defisit di pasar emas. (Aldo Fernando)