MARKET NEWS

Harga Emas Menguat seiring Pelemahan Dolar, Pasar Yakin The Fed Pangkas Suku Bunga

TIM RISET IDX CHANNEL 14/08/2025 07:16 WIB

Harga emas menguat pada Rabu (13/8/2025), didorong pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Negeri Paman Sam.

Harga Emas Menguat seiring Pelemahan Dolar, Pasar Yakin The Fed Pangkas Suku Bunga. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas menguat pada Rabu (13/8/2025), didorong pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Negeri Paman Sam.

Data inflasi yang moderat memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada September dan meningkatkan keyakinan akan tambahan pelonggaran moneter tahun ini.

Harga emas spot (XAU/USD) naik 0,22 persen menjadi USD3.355,69 per troy ons.

Indeks dolar AS melemah ke posisi terendah dalam lebih dari dua pekan, membuat emas lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Imbal hasil obligasi pemerintah AS alias US Treasury tenor 10 tahun juga sedikit menurun.

“Emas bergerak positif karena ekspektasi tinggi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada September, menyusul data CPI yang jinak dan laporan ketenagakerjaan non-pertanian (NFP) per Juli yang lemah,” ujar Analis Pasar Senior di Tradu.com, Nikos Tzabouras, dikutip Reuters.

Pasar kini mematok kemungkinan 97 persen untuk pemangkasan suku bunga pada September, setelah data inflasi Juli yang moderat menunjukkan dampak terbatas dari tarif impor besar-besaran yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

Data ketenagakerjaan yang lemah awal bulan ini semakin memperkuat keyakinan akan setidaknya satu kali pemangkasan lagi.

Investor kini menunggu sejumlah indikator AS lainnya pekan ini, termasuk indeks harga produsen, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel.

Di sisi geopolitik, para pemimpin Eropa dan Ukraina dijadwalkan berbicara dengan Trump menjelang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sementara itu, Washington dan Beijing memperpanjang gencatan senjata tarif hingga 90 hari.

“Jika emas menembus level resistensi terbaru di kisaran USD3.400, pemicunya kemungkinan lebih berasal dari perkembangan geopolitik daripada data ekonomi,” kata Analis Pasar di City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada.

Meski tetap optimistis untuk prospek jangka panjang emas, Razaqzada mengaku lebih berhati-hati untuk sisa tahun ini. Ia menilai harga berpotensi bergerak konsolidasi atau terkoreksi ringan dalam beberapa bulan mendatang, seiring reli agresif di pasar saham.

Emas, yang kerap menjadi aset lindung nilai di masa gejolak ekonomi atau geopolitik, cenderung diuntungkan oleh tingkat suku bunga yang rendah. (Aldo Fernando)

>

SHARE