MARKET NEWS

Harga Emas Naik Sepekan Berkat Pelemahan Dolar dan Permintaan Safe Haven

TIM RISET IDX CHANNEL 06/07/2025 09:55 WIB

Harga emas menguat pada Jumat (4/7/2025) dan mencatat kenaikan mingguan, didukung oleh pelemahan dolar dan aliran dana ke aset safe haven.

Harga Emas Naik Sepekan Berkat Pelemahan Dolar dan Permintaan Safe Haven. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas menguat pada Jumat (4/7/2025) dan mencatat kenaikan mingguan, didukung oleh pelemahan dolar dan aliran dana ke aset safe haven menjelang tenggat kesepakatan dagang yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Harga emas di pasar spot (XAU/USD) naik 0,32 persen ke USD3.336,61 per ons troy ons. Sepanjang pekan ini, logam mulia tersebut sudah menguat sekitar 1,91 persen.

Indeks dolar (DXY) turun 0,2 persen dan berada di jalur pelemahan selama dua pekan berturut-turut, membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

“Kekhawatiran soal kondisi fiskal AS setelah RUU pemotongan pajak yang luas disahkan Kongres, ditambah ketidakpastian menjelang tenggat tarif pada 9 Juli, mendorong permintaan aset safe haven,” kata analis senior di perusahaan pialang ActivTrades, Ricardo Evangelista, dikutip Reuters.

Trump mengumumkan, Washington akan mulai mengirimkan surat kepada negara-negara mitra dagang pada Jumat, menandai perubahan dari rencana sebelumnya yang lebih mengutamakan kesepakatan bilateral. Pada 2 April lalu, ia mengumumkan tarif timbal balik sebesar 10 persen hingga 50 persen, namun kemudian menurunkan sebagian besar tarif tersebut menjadi 10 persen hingga 9 Juli demi membuka ruang negosiasi.

Sementara itu, legislasi pemotongan pajak Trump telah resmi disahkan Kongres pada Kamis, menjadikan pemangkasan pajak 2017 bersifat permanen, sekaligus mendanai program pengetatan imigrasi serta menambahkan insentif pajak baru yang dijanjikan dalam kampanye 2024.

Data terbaru menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS pada Juni melampaui ekspektasi. Namun, hampir separuh peningkatan tenaga kerja non-pertanian berasal dari sektor pemerintah, sedangkan pertumbuhan di sektor swasta merupakan yang terendah dalam delapan bulan terakhir, seiring bisnis menghadapi tekanan ekonomi yang meningkat.

“Data tenaga kerja terbaru ini mendukung pandangan bahwa ekonomi AS memang melambat, tapi belum berhenti total, sehingga mengurangi tekanan bagi The Fed untuk segera memangkas suku bunga,” kata analis komoditas UBS, Giovanni Staunovo. (Aldo Fernando)

>
SHARE