Harga Emas Sentuh Level Tertinggi 2 Pekan, Pasar Cermati Suku Bunga
Harga emas naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan pada Kamis (7/8/2025), didorong oleh permintaan aset aman.
IDXChannel - Harga emas naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan pada Kamis (7/8/2025), didorong oleh permintaan aset aman setelah tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai berlaku dan data tenaga kerja memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Harga spot emas (XAU/USD) menguat 0,81 persen ke posisi USD3.396,48 per troy ons, setelah sempat menyentuh level tertingginya sejak 23 Juli di awal sesi.
"Ketegangan dagang yang berkelanjutan, ditambah dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, terus menjadi penopang pasar lewat minat terhadap aset aman," kata wakil presiden sekaligus ahli strategi logam senior di Zaner Metals, Peter Grant, dikutip Reuters.
Tarif impor yang lebih tinggi dari Trump terhadap sejumlah negara mulai berlaku pada Kamis, memaksa mitra dagang seperti Swiss, Brasil, dan India untuk mencari kesepakatan yang lebih menguntungkan.
Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel berniat mengambil kendali militer penuh atas Gaza.
Emas, yang kerap digunakan sebagai penyimpan nilai di masa ketidakpastian, juga cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran naik ke level tertinggi dalam sebulan pekan lalu, memberi sinyal pelonggaran di pasar tenaga kerja.
Menurut Grant, data tersebut mendukung meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Pekan lalu, data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah memperkuat taruhan pemangkasan suku bunga, dengan pasar kini memperkirakan peluang lebih dari 91 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Sementara itu, Gubernur The Fed Christopher Waller dilaporkan menjadi kandidat terdepan untuk menggantikan Jerome Powell sebagai ketua bank sentral AS, menurut Bloomberg News. Trump sendiri telah berulang kali mengkritik Powell karena dinilai lambat memangkas suku bunga. (Aldo Fernando)