Harga Emas Tembus Rekor ATH Baru, Dipicu Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS
Harga emas menguat lebih dari 1 persen pada Selasa (2/9/2025), menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di atas USD3.500 per troy ons.
IDXChannel – Harga emas menguat lebih dari 1 persen pada Selasa (2/9/2025), menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di atas USD3.500 per troy ons.
Investor memburu logam mulia ini seiring keyakinan yang kian besar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga, ditambah ketidakpastian politik dan ekonomi yang masih membayangi.
Harga emas spot (XAU/USD) ditutup naik 1,65 persen menjadi USD3.533,54 per troy ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi USD3.540,06. Sepanjang tahun ini, emas sudah menguat 34,42 persen.
“Pasar emas memasuki periode musiman yang biasanya kuat untuk konsumsi, ditambah ekspektasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan Fed September. Kami memperkirakan rekor baru terus tercipta,” ujar analis logam mulia Standard Chartered Bank, Suki Cooper, dikutip Reuters.
Menurut CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan hampir 92 persen peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat Fed tanggal 17 September mendatang. Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya diuntungkan dalam kondisi suku bunga lebih rendah.
Analis menilai reli emas tahun ini ditopang oleh pembelian bank sentral yang berkelanjutan, upaya diversifikasi dari dolar AS, permintaan aset lindung nilai di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan, serta pelemahan dolar secara umum.
Ketidakpastian kebijakan di bawah Presiden Donald Trump juga menambah daya tarik emas. Perseteruan terbuka Trump dengan The Fed—termasuk kritik terhadap Ketua Jerome Powell dan dorongan untuk mencopot Gubernur Lisa Cook—menimbulkan kekhawatiran soal independensi bank sentral.
“Dugaan tuduhan terhadap Cook menjadi peringatan bagi anggota FOMC lain agar tunduk pada tekanan pemerintah untuk pemangkasan suku bunga lebih dalam. Dalam situasi ini, investasi emas makin menarik,” demikian kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
Perhatian kini beralih ke data ketenagakerjaan AS pada Jumat. Menurut analis MarketPulse OANDA, Zain Vawda, data yang lemah bisa memicu kembali spekulasi soal pemangkasan 50 basis poin di September.
“Saya tidak berpikir itu akan terjadi, sekalipun data NFP buruk. Namun, pasar bisa mulai memasang kemungkinan tersebut, dan itu bisa mendorong reli emas,” imbuh Vawda.
Arus masuk ETF juga memperkuat reli. SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, melaporkan kepemilikan naik 1,01 persen pada Jumat menjadi 977,68 ton, tertinggi sejak Agustus 2022.
“Kami melihat pembelian bank sentral akan tetap menjadi penopang harga emas. Namun, agar harga menembus lebih tinggi menuju target bullish akhir tahun di USD3.675 per troy ons, arus masuk ETF perlu kembali menguat,” kata Kepala Strategi Komoditas Global J.P. Morgan, Natasha Kaneva. Ia menambahkan, harga emas berpotensi mencapai USD4.250 pada akhir 2026. (Aldo Fernando)