MARKET NEWS

Harga Emas Tembus USD3.500 per Ons Terpicu Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga

Febrina Ratna Iskana 02/09/2025 16:12 WIB

Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi di level USD3.500 per ons seiring meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Harga Emas Tembus USD3.500 per Ons Terpicu Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannelHarga emas dunia mencapai rekor tertinggi seiring meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan meningkatnya kekhawatiran atas masa depan bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut.

Kedua sentimen tersebut berhasil memberikan dorongan baru bagi reli logam mulia yang telah berlangsung selama beberapa waktu terakhir.

Harga emas batangan naik 0,9 persen pada Selasa (2/9/2025) ke USD3.508 per ons. Angka tersebut melampaui level tertinggi sebelumnya yang dicapai pada April 2025 lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot naik 0,13 persen ke USD3.480,69 per ons pada pukul 15.48 WIB. Sementara Gold (Comex) untuk pengiriman Desember naik 0.13 persen mencapai USD3.548,3 per ons pada 15.38 WIB.  

Adapun harga emas telah naik lebih dari 30 persen pada tahun ini, menjadikannya salah satu komoditas utama dengan kinerja terbaik.

Kenaikan terbaru ini didorong oleh spekulasi bank sentral AS akan menurunkan suku bunga bulan ini, setelah Ketua Fed Jerome Powell dengan hati-hati membuka pintu untuk penurunan suku bunga.

Laporan ketenagakerjaan AS yang penting pada Jumat pekan ini kemungkinan akan menambah tanda-tanda pasar tenaga kerja yang semakin lesu dan mendukung argumen untuk pemangkasan suku bunga. Hal ini meningkatkan daya tarik emas yang tidak terpengaruh dengan suku bunga.

"Investor yang menambah alokasi emas, terutama karena adanya pemangkasan suku bunga The Fed, mendorong harga lebih tinggi," kata ahli strategi UBS Group AG, Joni Teves, dilansir dari Bloomberg, Selasa (2/9/2025).

"Prediksi dasar kami yaitu emas akan terus mencapai titik tertinggi baru selama beberapa kuartal mendatang. Kondisi suku bunga yang lebih rendah, data ekonomi yang lebih lemah, serta ketidakpastian makro yang terus meningkat, dan risiko geopolitik mendorong peran emas sebagai diversifikasi portofolio," lanjutnya.

Harga emas dan perak telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama tiga tahun terakhir, dengan meningkatnya risiko di bidang geopolitik, ekonomi, dan perdagangan global yang mendorong peningkatan permintaan akan aset-aset safe haven yang telah lama dihormati.

Meningkatnya serangan Presiden Donald Trump terhadap The Fed tahun ini telah menjadi penyebab terbaru kekhawatiran investor, dengan kekhawatiran atas independensi bank sentral yang mengancam akan mengikis kepercayaan di AS.

Pasar kini menunggu keputusan penting tentang pemecatan Gubernur The Fed, Lisa Cook, oleh Trump. Jika dianggap sah, langkah tersebut akan memungkinkan presiden untuk menggantinya dengan pejabat yang cenderung dovish.

Secara terpisah, pengadilan banding federal mengatakan Jumat malam bahwa tarif global Trump diberlakukan secara ilegal berdasarkan undang-undang darurat, meningkatkan ketidakpastian bagi importir Amerika sekaligus berpotensi menunda dividen ekonomi yang dijanjikan oleh pemerintah.

"Terakhir kali emas mencapai USD3.500 adalah selama perdagangan intraday, jadi kami ingin melihat apakah emas berhasil mencapai penutupan harian di atas level tersebut karena hal itu dapat memberikan momentum," kata ahli strategi mata uang Oversea-Chinese Banking Corp, Christopher Wong, merujuk pada puncak harga logam mulia pada April.

"Masih ada risiko-risiko geopolitik baru dan ketidakpastian kebijakan yang kembali, dan itu akan menjadi pendorong bagi emas," sambungnya.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE