Harga Emas Tembus USD3.700, Saham ANTM-BRMS Cs Malah Terkoreksi
Saham emiten produsen emas cenderung melemah pada Rabu (17/9/2025), kendati harga logam mulia acuannya berhasil menyentuh USD3.700 per troy ons.
IDXChannel – Saham emiten produsen emas cenderung melemah pada Rabu (17/9/2025), terimbas aksi ambil untung kendati harga logam mulia acuannya berhasil menyentuh USD3.700 per troy ons di pasar global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.00 WIB, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) merosot 2,65 persen ke level Rp550 per unit, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tergerus 1,94 persen ke level Rp3.530 per unit, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) turun 1,69 persen.
Serupa, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terdepresiasi 1,57 persen, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memerah 0,87 persen, dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) minus 1,05 persen.
Harga emas menembus level USD3.700 per troy ons untuk pertama kalinya pada Selasa (16/9/2025), didorong meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pekan ini.
Kenaikan ini juga diperkuat oleh tingginya permintaan aset aman, pembelian bank sentral, dan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).
Harga emas spot naik 0,30 persen menjadi USD3.689,86 per ons, setelah sempat mencetak rekor USD3.702,95 di awal sesi.
“Ketidakpastian pertumbuhan global dan risiko geopolitik terus menjaga tingginya permintaan aset aman. Namun, reli emas kali ini terutama didorong oleh antisipasi pemangkasan suku bunga agresif dari Federal Reserve,” ujar Analis MarketPulse OANDA, Zain Vawda, dikutip Reuters.
Trader memperkirakan hampir pasti adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan dua hari, 17 September, dengan kemungkinan kecil penurunan 50 basis poin, menurut CME FedWatch Tool.
Presiden AS Donald Trump pada Senin melalui media sosial meminta Ketua Fed Jerome Powell untuk melakukan pemangkasan suku bunga yang “lebih besar”.
Logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil ini biasanya menguat di lingkungan suku bunga rendah.
Indeks dolar turun ke level terendah lebih dari dua bulan terhadap mata uang utama lainnya. Pelemahan dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
“Emas melonjak tajam akibat pelemahan dolar yang menyentuh level terendah sejak Juli,” kata trader logam independen, Tai Wong. “Namun, menjelang keputusan penting Fed besok, aksi ambil untung bisa saja terjadi.”
Sejak awal tahun, emas telah menguat sekitar 41 persen. Pada 8 September, harganya menembus USD3.600 per ons. Analis menilai reli ini didorong oleh kombinasi pembelian berkelanjutan bank sentral, arus masuk aset aman yang semakin intensif, serta pergeseran global menjauhi dolar AS yang terus melemah.
Sepanjang 2024, harga emas spot sudah melonjak 27 persen dan untuk pertama kali menembus USD3.000 per ons pada Maret, seiring ketidakpastian kebijakan perdagangan Trump yang mendorong investor ke aset aman. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.