Harga Emas Tembus USD4.000, Proyeksi Pekan Ini Terbelah
Harga emas dunia mencatatkan kinerja yang solid, berhasil menembus level psikologis USD4.000 per ons untuk kedua kalinya pada pekan lalu.
IDXChannel - Harga emas dunia mencatatkan kinerja yang solid, berhasil menembus level psikologis USD4.000 per ons untuk kedua kalinya pada pekan lalu.
Harga emas spot (XAU) naik 1,02 persen menjadi USD4.016,68 per ons pada Jumat (10/10/2025) lalu, usai sempat menyentuh rekor tertinggi (ATH) di USD4.059,35 pada Rabu. Sepanjang pekan ini, emas mencatat kenaikan 3,35 persen.
Lonjakan pada Jumat (11/10/2025) terjadi seiring peringatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai kemungkinan tarif baru terhadap China, yang memicu arus dana ke aset-aset aman.
Melansir dari Reuters, Trump mengatakan tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam dua minggu ke depan di Korea Selatan sebagaimana dijadwalkan. Ia juga menyebut AS tengah menghitung peningkatan besar tarif terhadap impor China, dalam unggahan di Truth Social.
Proyeksi Sepekan
Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan separuh analis Wall Street yang sebelumnya optimistis kini beralih ke sikap netral setelah harga emas menembus ambang USD4.000. Investor ritel Main Street juga mulai mengerem pandangan positif mereka terhadap pergerakan harga emas pekan ini.
“Saya memperkirakan harga emas turun, murni karena hukum gravitasi. Kemungkinan kecil emas mencatat kenaikan sembilan minggu berturut-turut,” ujar Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen.
Menurut Manajer Analisis Pasar FXTM, Lukman Otunuga, “Dalam jangka pendek, indikator teknikal memberi sinyal kemungkinan koreksi jika harga menembus dukungan di USD3.950.”
Sementara, Presiden dan COO Asset Strategies International, Rich Checkan, memproyeksikan harga emas naik.
Checkan menambahkan, momentum jelas berada di pihak pembeli saat ini.
“Cukup lihat bagaimana pasar pulih hari ini setelah aksi ambil untung besar kemarin di emas dan perak. Sehari kemudian, seolah tidak terjadi apa-apa,” imbuh dia.
Sebanyak 17 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News pekan ini. Hasilnya, pandangan Wall Street kini terbagi rata antara optimistis dan netral.
Delapan analis, atau 47 persen, memperkirakan harga emas naik pekan ini, sementara dua orang, atau 12 persen, memprediksi penurunan. Tujuh analis lainnya, setara 41 persen, memperkirakan harga emas bergerak mendatar.
Di sisi lain, sebanyak 295 investor ritel memberikan suara dalam jajak pendapat daring Kitco. Sentimen bullish investor ritel mulai menyamai analis profesional. Sebanyak 202 investor, atau 69 persen, memperkirakan harga emas naik pekan ini. Sementara itu, 52 orang, atau 18 persen, memprediksi penurunan, dan 41 investor lainnya, atau 14 persen, memperkirakan harga emas terkonsolidasi.
Dengan penutupan (shutdown) sebagian pemerintah Amerika Serikat (AS) yang masih berlangsung, data ekonomi pekan ini diperkirakan tetap terbatas.
Meski begitu, pasar akan mencermati kondisi sektor manufaktur melalui rilis survei dari Federal Reserve (The Fed) New York dan Philadelphia. Pelaku pasar juga akan memperhatikan pernyataan dalam pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Washington pekan ini.
Pada Selasa, Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan mengikuti diskusi panel dalam acara National Association for Business Economics. Rabu pagi waktu AS akan dirilis Empire State Manufacturing Survey, disusul Philly Fed Manufacturing Survey pada Kamis. (Aldo Fernando)