Harga Emas Tergelincir di Bawah USD4.000, Turun dari Level ATH
Harga emas dunia melemah pada Kamis (9/10/2025), menembus kembali di bawah ambang USD4.000 per ons.
IDXChannel - Harga emas dunia melemah pada Kamis (9/10/2025), menembus kembali di bawah ambang USD4.000 per ons yang untuk pertama kalinya dilewati pada hari sebelumnya.
Pelemahan ini dipicu oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan aksi ambil untung investor setelah tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Harga emas spot (XAU/USD) turun hampir 1,61 persen menjadi USD3.976,24 per ons. Harga perak juga terkoreksi dari rekor tertingginya (ATH) di USD51,22 per ons, tertekan oleh faktor yang sama seperti emas. Perak ditutup mendatar di level USD48,93 per ons.
Indeks dolar naik 0,5 persen mendekati level tertinggi dua bulan, sehingga membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
“Para spekulan mulai mengambil sebagian keuntungan emas seiring berlakunya gencatan senjata Gaza, karena situasi tersebut menurunkan suhu ketegangan di kawasan yang secara historis sangat mudah bergejolak,” ujar trader logam independen, Tai Wong, dikutip Reuters.
Israel dan Hamas pada Kamis menandatangani perjanjian gencatan senjata sebagai fase pertama dari inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.
“Emas dan perak mungkin perlu mengalami fase konsolidasi lebih lanjut, namun pendorong utama reli—diversifikasi cadangan dan utang negara yang besar serta terus bertambah—tetap valid dan mendukung prospek bullish,” kata Wong.
Sehari sebelumnya, harga emas melonjak menembus USD4.000 per ons untuk pertama kalinya dan mencapai rekor tertinggi USD4.059,05.
Aset tanpa imbal hasil ini secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Sepanjang tahun ini, harga emas sudah naik sekitar 52 persen.
Reli emas didorong oleh ketegangan geopolitik, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, arus masuk ETF yang meningkat, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, serta ketidakpastian ekonomi terkait tarif.
Risalah rapat bank sentral AS bulan September yang dirilis Rabu menunjukkan para pejabat Federal Reserve (The Fed) sepakat bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja cukup besar untuk membenarkan pemangkasan suku bunga, meskipun mereka tetap berhati-hati di tengah inflasi yang masih tinggi.
The Fed melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga pada September dengan penurunan sebesar 25 basis poin.
Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga 25 basis poin lagi pada Oktober dan Desember, dengan probabilitas masing-masing 95 persen dan 80 persen.
Harga perak telah naik 69 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh faktor makroekonomi yang sama dengan emas serta pasokan fisik yang ketat di pasar spot.
“Likuiditas di pasar perak London menipis akibat arus pembelian ETF, sementara logam masih terus dikirim ke AS,” ujar seorang trader logam mulia. (Aldo Fernando)