Harga Emas Terimbas Profit Taking, Sorotan Beralih ke Sinyal The Fed
Harga emas dunia turun pada Selasa (2/12/2025) seiring investor melakukan aksi ambil untung setelah reli ke level tertinggi dalam 6 pekan pada hari sebelumnya.
IDXChannel - Harga emas dunia turun pada Selasa (2/12/2025) seiring investor melakukan aksi ambil untung setelah reli ke level tertinggi dalam enam pekan pada hari sebelumnya.
Pasar kini menunggu serangkaian data ekonomi Amerika Serikat (AS) menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) pekan depan.
Emas spot (XAU/USD) melemah 0,63 persen menjadi USD4.205,66 per troy ons.
Wakil Presiden dan Analis Logam Senior di Zaner Metals, Peter Grant, mengatakan penurunan ini kemungkinan hanya aksi ambil untung.
Ia menambahkan, fokus utama pasar belakangan ini adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan ekspektasi itu masih cukup stabil.
Ia menilai harga emas masih bergerak dalam pola kelanjutan yang berpotensi mengarah pada kenaikan lebih lanjut. “Saya masih memperkirakan harga emas bisa mencapai USD5.000 pada awal tahun depan,” ujarnya.
Mengutip Reuters, sejumlah data menunjukkan ekonomi AS mulai melambat secara bertahap, sementara komentar bernada dovish dari pejabat The Fed memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan pekan depan.
Pelaku pasar saat ini mematok probabilitas 89 persen atas langkah tersebut. Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Investor juga menantikan laporan ketenagakerjaan ADP untuk November pada Rabu dan indeks Personal Consumption Expenditures (PCE), indikator inflasi acuan The Fed, yang dirilis Jumat setelah sebelumnya tertunda.
Menurut Dewan Emas Dunia, bank sentral di berbagai negara membeli 53 ton emas pada Oktober, naik 36 persen dibanding bulan sebelumnya dan menjadi permintaan bersih bulanan terbesar sejak awal 2025.
Perak melemah tipis 0,1 persen menjadi USD57,90 per troy ons setelah menyentuh rekor USD58,83 pada Senin. Sepanjang tahun, harga perak sudah naik lebih dari 100 persen.
Dalam catatan risetnya, Commerzbank menyatakan tidak ada pemicu baru untuk lonjakan harga perak baru-baru ini.
“Namun, faktor yang sudah diketahui sebelumnya masih berlaku, yaitu pasokan yang ketat, yang tercermin dari rendahnya stok di bursa Shanghai,” tulis Commerzbank.
Bank tersebut memperkirakan harga perak masih berpeluang naik secara moderat hingga USD59 tahun depan.
Platina turun 2 persen menjadi USD1.624,90, sementara paladium naik 2,3 persen ke USD1.456,86. (Aldo Fernando)