MARKET NEWS

Harga Emas Terjun Hampir 4 Persen Sepekan, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

Maulina Ulfa 27/05/2024 09:41 WIB

Harga emas dunia naik 0,25 persen pada perdagangan awal pekan, Senin (27/5/2024) di level USD2.339,2 per troy ons, menurut data Trading Economics.

Harga Emas Terjun Hampir 4 Persen Sepekan, Pasar Wait and See Data Inflasi AS. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas dunia naik 0,25 persen pada perdagangan awal pekan, Senin (27/5/2024) di level USD2.339,2 per troy ons, menurut data Trading Economics, seiring pasar menanti data inflasi PCE Amerika Serikat (AS) pekan ini.

Pada penutupan Jumat (24/5), harga emas turun 0.12 persen di level USD2.334 per troy ons.

Pada sesi sebelumnya, melansir Investing.com, harga emas anjlok 2,33 persen dan 1,36  persen dua hari beruntun. Ini membuat harga emas dalam sepekan tumbang 3,71 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Emas terus turun setelah menyentuh level tertinggi hampir satu bulan pada sesi dua pekan lalu tepatnya di Jumat (17/5), karena para investor menilai data ekonomi yang beragam dari Amerika Serikat (AS) dan dampaknya terhadap kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed).

Harga emas sebelumnya mendekati posisi terendah dalam dua minggu, dan bersiap untuk penurunan mingguan pertama dalam tiga minggu, karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Pada Kamis (23/5), pembacaan awal S&P Global untuk manufaktur, jasa, dan PMI komposit bulan Mei menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat.

Pada saat yang sama, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran lebih sedikit dari perkiraan, hal ini menunjukkan kekuatan di pasar tenaga kerja.

Kondisi ini menyusul risalah rapat The Fed pada Mei, yang mengungkapkan kekhawatiran yang masih ada mengenai inflasi yang kaku, dan beberapa pejabat mengindikasikan kecenderungan untuk menaikkan suku bunga jika pertumbuhan harga terus berlanjut.

Pekan lalu, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan dia perlu melihat "beberapa bulan lagi" angka inflasi yang baik untuk memulai penurunan suku bunga

Meskipun data baru-baru ini menunjukkan bahwa kemajuan mungkin telah berlanjut.

Waller mengatakan angka harga konsumen April, yang menunjukkan ukuran utama inflasi yang mendasari melambat untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, merupakan pertanda bahwa tekanan harga tidak meningkat.

Dia juga mencatat penjualan ritel yang lebih lemah pada bulan tersebut dan tanda-tanda perlambatan di pasar tenaga kerja.

"Data CPI terbaru merupakan sinyal yang meyakinkan bahwa inflasi tidak meningkat dan data pengeluaran dan pasar tenaga kerja menunjukkan kepada saya bahwa kebijakan moneter berada pada tingkat yang tepat untuk menekan inflasi," kata Waller dalam pidato yang dipersiapkan pada Selasa (21/5/2024) di Peterson Institute for International Economics.

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa data harga-harga baru-baru ini hanya menunjukkan sedikit kemajuan menuju target inflasi 2 persen dari bank sentral.

Sebelumnya, Raphael W. Bostic selaku presiden dan CEO Federal Reserve Bank of Atlanta mengatakan suku bunga AS kemungkinan akan lebih tinggi dibandingkan saat ini.

“Bahkan mungkin mencapai tingkat yang sebanding dengan yang terlihat pada tahun 1990an,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Senin (20/5).

Dia juga menegaskan kembali bahwa hanya satu kali penurunan suku bunga yang dapat dibenarkan pada 2024.

Senada dengan pernyataannya, Wakil Ketua The Fed Michael S. Barr juga menyatakan bahwa The Fed harus mempertahankan suku bunga tetap. Ia mencatat bahwa data CPI terbaru yang mengecewakan pada kuartal I-2024 tidak memberinya kepercayaan diri untuk mendukung pemotongan suku bunga. (ADF)

SHARE