MARKET NEWS

Harga Emas Terkoreksi, Pasar Menanti Arah Kebijakan The Fed

TIM RISET IDX CHANNEL 26/08/2025 07:11 WIB

Harga emas turun tipis pada Senin (25/8/2025), dengan perhatian pasar beralih ke data inflasi PCE Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan ini.

Harga Emas Terkoreksi, Pasar Menanti Arah Kebijakan The Fed. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas turun tipis pada Senin (25/8/2025), dengan perhatian pasar beralih ke data inflasi PCE Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan ini untuk mencari petunjuk arah kebijakan Federal Reserve (The Fed). Penguatan dolar menahan potensi kenaikan harga emas.

Harga emas spot (XAU/USD) terkoreksi 0,16 persen di USD3.365,72 per troy ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 11 Agustus pada Jumat lalu.

Dolar AS menguat 0,5 persen terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas yang dihargakan dengan dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

“Pasar masih mencerna komentar Powell pada Jumat lalu, sambil menunggu data baru yang bisa memberi gambaran lebih jelas mengenai peluang pemangkasan suku bunga pada September,” kata Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist di Zaner Metals, Peter Grant, dikutip Reuters.

“Saya melihat periode lesu selama musim panas mulai berakhir dalam beberapa pekan ke depan. Jadi, saya memperkirakan tren naik emas kembali menguat,” tuturnya.

Harga emas naik mendekati level tertinggi dalam dua pekan pada Jumat setelah Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan depan. Powell menekankan risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, namun inflasi masih menjadi ancaman dan keputusan belum diambil.

Pasar memperkirakan peluang lebih dari 86 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan September, menurut CME FedWatch Tool.

Daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya berkurang dalam kondisi suku bunga tinggi. Kini investor menunggu rilis data PCE AS pada Jumat mendatang, yang diperkirakan menunjukkan inflasi inti naik ke level tertinggi sejak akhir 2023 di 2,9 persen. (Aldo Fernando)

SHARE