MARKET NEWS

Harga Emas Turun 1 Persen Pasca Sentuh Level Tertinggi dalam 6 Pekan

Maulina Ulfa 09/07/2024 09:44 WIB

Harga emas di pasar spot turun 1,02 persen di level USD2.361 per troy ons pada penutupan perdagangan Senin (8/7/2024).

Harga Emas Turun 1 Persen Pasca Sentuh Level Tertinggi dalam 6 Pekan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga emas di pasar spot turun 1,02 persen di level USD2.361 per troy ons pada penutupan perdagangan Senin (8/7/2024), mundur dari level tertinggi enam minggu di USD2.390 yang diraih pada pekan sebelumnya, Jumat (5/7).

Pasar emas mengambil jeda dari reli tajam yang didorong oleh ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) dapat menurunkan suku bunga pada September mendatang.

Pada Selasa pagi, harga emas menguat tipis 0,07 persen di USD2.363 per troy ons pada pukul 8.38 WIB. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Data minggu lalu menunjukkan lemahnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS), dengan tingkat pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam dua setengah tahun.

Selain itu, pertumbuhan upah turun ke level terendah dalam tiga tahun. Hal ini menunjukkan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan segera menurunkan suku bunganya.

Saat ini, pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 71 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada September, dan diperkirakan akan melakukan penurunan lagi pada Desember.

Minggu ini, investor akan fokus pada kesaksian semester pertama Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres, serta komentar dari berbagai pejabat The Fed dan data inflasi mendatang yang akan dirilis pada Kamis esok.

Di tempat lain, bank sentral China yang merupakan konsumen terbesar emas, telah menahan diri untuk tidak menambah cadangan emasnya selama dua bulan berturut-turut pada Juni.

Pekan lalu, harga emas di pasar spot mencatatkan kinerja positif. Menurut data pasar, harga emas naik 2,80 persen sepekan ke posisi USD2.391,71 per troy ons per Jumat (5/7) lalu.

Ini menjadi penutupan tertinggi sejak Mei, seiring data ekonomi AS yang suram membantu memberikan tekanan pada dolar dan memicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Menurut MarketWatch, Sabtu (6/7), data menunjukkan adanya perlambatan ekonomi AS, ditandai dengan lemahnya pasar tenaga kerja dan data sektor jasa yang “sangat mempengaruhi ekspektasi pasar, meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga Fed dalam beberapa bulan mendatang,” kata Milad Azar, analis pasar di broker XTB MENA, dalam sebuah pernyataan.

AS menciptakan 206.000 lapangan kerja baru lebih besar dari perkiraan pada Juni, data resmi menunjukkan pada Jumat.

Namun, pemerintah juga mengatakan 111.000 lebih sedikit pekerjaan yang diciptakan pada Mei dan April dibandingkan yang dilaporkan semula.

Sementara, tingkat pengangguran naik menjadi 4,1 persen untuk pertama kalinya sejak November 2021.

Data tersebut “dengan jelas menunjukkan bahwa The Fed menghadapi tantangan yang signifikan karena perekonomian terus memburuk,” kepala investasi di Zaye Capital Markets Naeem Aslam mengatakan kepada MarketWatch pada Jumat.

Data pasar tenaga kerja dan PMI menunjukkan bahwa perekonomian telah memasuki periode siklus yang lambat, yang berarti bahwa "The Fed perlu bertindak sekarang sebelum bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkannya sendiri," katanya.

“Harga emas naik karena dolar turun, dan dengan kenaikan tingkat pengangguran, risiko resesi AS meningkat karena Aturan Sahm (Sahm Rule), tutur presiden Prestige Economics Jason Schenker kepada MarketWatch.

Sahm Rule adalah indikator resesi yang didasarkan pada tingkat pengangguran. (ADF)

SHARE