Harga Emas Turun Lagi usai Cetak Rekor, Pasar Menimbang Sikap The Fed
Harga emas dunia kembali turun pada Kamis (18/9/2025) akibat aksi ambil untung, setelah logam mulia ini mencetak rekor tertinggi pada hari sebelumnya.
IDXChannel - Harga emas dunia kembali turun pada Kamis (18/9/2025) akibat aksi ambil untung, setelah logam mulia ini mencetak rekor tertinggi pada hari sebelumnya.
Pasar juga masih menilai sikap Federal Reserve (The Fed) terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan.
Harga emas spot (XAU/USD) melemah 0,43 persen menjadi USD3.644,18 per troy ons.
Sehari sebelumnya, perdagangan emas berlangsung volatil, dengan harga spot sempat menyentuh rekor tertinggi USD3.707,40 sebelum kembali terkoreksi.
Indeks dolar AS menguat 0,5 persen, membuat komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Pada Rabu, The Fed memutuskan pemangkasan suku bunga untuk pertama kalinya sejak Desember dan membuka peluang pelonggaran lebih lanjut, namun pesannya dibarengi peringatan soal inflasi yang masih tinggi sehingga memunculkan keraguan terhadap laju kebijakan selanjutnya.
Ketua The Fed Jerome Powell menyebut pemangkasan ini sebagai langkah manajemen risiko untuk menghadapi pelemahan pasar tenaga kerja, namun menegaskan bank sentral tidak terburu-buru melonggarkan kebijakan.
“Ada kebingungan atas komentar Powell tentang pemangkasan suku bunga sebagai langkah manajemen risiko, dan ketidakpastian itu mendorong aksi ambil untung,” ujar Wakil Presiden sekaligus Analis Senior Logam di Zaner Metals Peter Grant, dikutip Reuters.
“Namun saya melihat tren bullish emas jangka panjang masih terjaga. Koreksi setelah rekor tertinggi kemarin bersifat teknikal. Setiap kali emas mencetak rekor baru, hal itu memperkuat target USD4.000,” imbuh Grant.
Emas, yang biasanya berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah dan masa penuh ketidakpastian, telah naik hampir 39 persen sepanjang tahun ini.
Dalam catatan, analis SP Angel kembali menegaskan pendorong utama emas saat ini adalah diversifikasi cadangan dolar AS oleh bank sentral negara-negara BRIC, terutama China, dan tren itu diperkirakan berlanjut.
Sementara itu, ekspor emas Swiss ke China melonjak 254 persen pada Agustus dibandingkan Juli, menurut data terbaru. (Aldo Fernando)