Harga Gandum Naik 4 Persen Pasca Serangan Drone ke Pelabuhan Ukraina
Gandum berjangka naik 2,77 persen melampaui USD6,8 per gantang.
IDXChannel - Gandum berjangka naik 2,77 persen melampaui USD6,8 per gantang. Kenaikan ini merupakan rebound dari level terendah dalam dua minggu terakhir dipicu oleh kekhawatiran pasokan akibat serangan di pelabuhan Ukraina.
Mengutip data Trading Economics, secara bulanan, harga gandum telah melonjak 4,01 persen.
Pada Rabu, 2 Agustus 2023, sumber resmi melaporkan terjadi serangan drone Rusia yang menargetkan pelabuhan dan fasilitas penyimpanan biji-bijian di wilayah selatan pesisir Odesa Ukraina.
Serangan ini diklaim mengakibatkan beberapa gudang penyimpanan biji-bijian di antaranya terbakar.
Serangan-serangan ini telah menambah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung. Terutama setelah runtuhnya kesepakatan Black Sea Grain Initiative (BSGI) di tengah meningkatnya serangan terhadap pelabuhan.
Di tempat lain, laporan panen mingguan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada Senin (31/7/2023) menunjukkan bahwa panen gandum musim dingin AS mendekati tahap akhir.
Hasil panen ini akan menyediakan pasokan gandum yang sangat dibutuhkan pasar dan meredam kekhawatiran pasokan global.
Berdasarkan data USDA, produksi gandum global diproyeksikan mencapai 788,49 juta metrik ton pada periode musim 2022/2023.
Sepuluh negara pemasok utama gandum dunia di antaranya ada China, Uni Eropa, India, Rusia, Australia, Kanada, Pakistan, Ukraina, Turki dan Khazakstan.
Pada periode musim 2023/2024, panen gandum Rusia diperkirakan lebih rendah sebesar 85,0 juta ton.
Rusia masih mendapat permintaan ekspor kuat di banyak pasar utama meskipun perang masih berlangsung. Di antaranya termasuk Mesir, Iran, dan Aljazair. Ekspor gandum Rusia diperkirakan akan mencapai rekor mencapai 47,5 juta ton pada musim 2023/2024.
Sebaliknya, dampak perang membuat area tanam Ukraina turun secara signifikan.
Produksi gandum Ukraina pada musim 2023/2024 diperkirakan hanya mencapai 17,5 juta ton dan merupakan panen terkecil dalam lebih dari satu dekade.
Tujuan ekspor Ukraina bergeser secara dramatis dari sebelumnya ke wilayah Asia, termasuk Indonesia dan Afrika Utara sebelum perang pada periode 2016-2021, menjadi hanya terfokus pada Uni Eropa dan Turki selama perang. (Lihat grafik di bawah ini.)
Dengan berkurang tajam pasokan dan berakhirnya perjanjian Black Sea Grain Initiative (BSGI), ekspor gandum Ukraina musim 2023/2024 diperkirakan lebih rendah di level 10,5 juta ton, turun lebih dari 40 persen dari rata-rata sebelum perang (2016/17-2020/21).
Sementara sebelumnya BSGI membantu Ukraina mengekspor 16,8 juta ton gandum pada 2022. (ADF)