Harga Gas Alam Rebound usai Anjlok , Berkah buat Saham MEDC dan ENRG?
Harga gas alam berjangka (futures) di bursa Amerika Serikat (AS) bertenaga 7,98 persen di level USD1,70/ MMBtu pada perdagangan Rabu (21/2/2024).
IDXChannel - Harga gas alam berjangka (futures) di bursa Amerika Serikat (AS) bertenaga 7,98 persen di level USD1,70/ MMBtu pada perdagangan Rabu (21/2/2024).
Harga gas alam pada sesi sebelumnya turun hingga di bawah USD1,6/MMBtu dan menjadi yang terendah sejak Juni 2020 didorong oleh produksi yang mendekati rekor, penyimpanan bahan bakar yang melimpah, dan suhu di atas rata-rata.
Meski demikian, harga gas alam masih terkontraksi 19,92 persen secara bulanan
Selain itu, masalah teknis di fasilitas ekspor LNG Freeport telah membatasi aliran gas ke terminal ekspor LNG, dan tingkat gas diperkirakan tidak akan mencapai rekor tertinggi sampai pembangkit tersebut kembali beroperasi penuh.
Suhu yang sejuk di musim dingin ini memungkinkan perusahaan utilitas meningkatkan penyimpanan gas, dengan persediaan saat ini 15,9 persen di atas tingkat normal. Produksi gas pada bulan Februari juga meningkat menjadi rata-rata 105,8 miliar kaki kubik per hari (bcfd) dibandingkan 102,1 bcfd pada bulan Januari.
Selain itu, para ahli meteorologi memperkirakan bahwa cuaca akan terus lebih sejuk dari biasanya hingga tanggal 1 Maret. Ke depan, para analis memperkirakan produsen akan mengurangi produksi pada tahun 2024, menyusul penurunan harga yang tajam.
Menurut Hendriko Gani, Investment Analyst Stockbit Sekuritas mengatakan penurunan gas alam dapat memberikan sentimen negatif jangka pendek untuk emiten produsen migas seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Terpantau pada sesi I bursa hari ini, saham MEDC bergerak sideways di level Rp1.200 per saham sementara saham mengalami penurunan 0,51 persen di level Rp197 per saham.
“Namun, penurunan harga gas alam tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja emiten migas Indonesia, terutama MEDC. Sebab, MEDC menggunakan harga minyak Brent sebagai acuan dalam menentukan harga jual indexed gas-nya,” tulis Hendriko dalam sebuah catatan, Selasa (20/2).
Penurunan harga gas juga terjadi pada harga gas alam Eropa yang menguat 1,96 persen di level €24,17 per megawatt-jam (EUR/MWh).
Harga gas alam acuan Eropa ini sempat berada di level terendah sejak Juni 2023, karena kelebihan pasokan dan berkurangnya kemungkinan terjadinya cuaca dingin dalam waktu dekat.
Tren ini diharapkan dapat menstabilkan cadangan bahan bakar dan mengurangi kebutuhan untuk mengisi kembali bahan bakar selama bulan-bulan musim panas.
Cadangan gas Uni Eropa saat ini berada pada angka 65,4 persen, yang merupakan tingkat tertinggi sepanjang tahun ini setidaknya sejak tahun 2011, dengan Jerman sebesar 71,5 persen, Italia sebesar 59,8 persen, dan Perancis sebesar 49,8 persen. Selain itu, pasokan Norwegia mengalami peningkatan seiring dengan kapasitas di pabrik pemrosesan gas Kollsnes di Norwegia yang berkurang.
Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat AS memberikan suara menentang keputusan Presiden Biden yang menghentikan penerbitan izin baru untuk proyek LNG yang menjual gas alam ke negara-negara tanpa Perjanjian Perdagangan Bebas. Pemerintahan Biden ingin meninjau dampak iklim dari kebijakan tersebut sebelum mengeluarkan izin baru.
Gas alam berjangka Inggris naik 2,35 persen di level 59,29 pence aterm (GBp/thm). Harga patokan gas Inggris ini berada di level terendah sejak Juni 2023, karena melimpahnya pasokan dan perkiraan cuaca yang sejuk.
Fasilitas penyimpanan di Inggris saat ini sudah terisi 70 persen, dan pasokan Norwegia kembali pulih seiring dengan teratasinya pengurangan kapasitas di pabrik pengolahan gas Kollsnes di Norwegia.
Namun, pabrik Kaarstoe akan mengalami pengurangan kapasitas hingga akhir April tahun ini karena adanya pemeliharaan. Musim dingin ini, angin kencang juga telah meningkatkan produksi energi terbarukan, sehingga mengurangi kebutuhan gas untuk pembangkit listrik.
Ke depan, pemasok energi Inggris Centrica telah setuju untuk membeli 1 juta metrik ton gas alam cair dari Repsol Spanyol antara tahun 2025 dan 2027. Kargo tersebut akan dikirim ke terminal Isle of Grain di Kent di Inggris Selatan. (ADF)