Harga Minyak Balik Arah, Simak Sejumlah Penyebabnya
Minyak mentah berjangka (futures) ditutup perkasa pada perdagangan Senin (24/6/2024).
IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) ditutup perkasa pada perdagangan Senin (24/6/2024).
Minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup melesat 1,79 persen di level USD81,69 per barel dan Brent bergerak menguat 1,55 persen di level USD85,21 per barel per barel setelah sempat melemah di awal perdagangan.
Pada Selasa (21/6), harga minyak WTI masih dibuka menguat 0,05 persen di level USD81,67 per barel. Sementara minyak Brent naik 0,15 persen di level USD85,34 per barel pada pukul 08.42 WIB.
Menguatnya harga minyak mentah didorong oleh prospek permintaan yang kuat di musim panas dan kekhawatiran atas gangguan pasokan akibat ketegangan Timur Tengah dan serangan drone terhadap kilang Rusia.
Harga minyak sedikit naik pada pagi ini juga didukung kekhawatiran terhadap prospek pemulihan ekonomi China.
Selain itu, ada keyakinan yang semakin besar bahwa persediaan minyak global akan mengalami penurunan yang signifikan selama musim panas di belahan bumi utara.
Risiko geopolitik, termasuk ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan meningkatnya serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia juga mendukung harga minyak.
Uni Eropa juga dikabarkan telah menyetujui sanksi baru terhadap Rusia, termasuk larangan membeli gas alam cair (LNG) Rusia lanjutan untuk dikirim ke negara lain.
Namun demikian, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) telah membuat komoditas dalam mata uang dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Selain itu, perusahaan minyak negara Ekuador, Petroecuador, menyatakan force majeure pada ekspor minyak mentah Napo setelah hujan lebat menyebabkan penutupan pipa utama dan sumur minyak.
Kedua benchmark harga minyak tersebut kini kembali naik sekitar 3 persen sejak minggu lalu, menandai kenaikan dua minggu berturut-turut.
Namun sejak saat itu, muncul kekhawatiran mengenai prospek pemulihan di China.
Dilaporkan bahwa aktivitas ekonomi China di festival belanja online pertengahan tahun cukup mengecewakan.
Konsumen di China terindikasi enggan mengeluarkan uang di tengah kekhawatiran mengenai penurunan kekayaan pribadi yang dipicu oleh kemerosotan sektor properti, pertumbuhan upah yang terhambat, dan tingginya pengangguran kaum muda, sehingga menempatkan negara ini dalam risiko untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen di 2024.
Sementara itu, dua serangan udara Israel yang menargetkan pasokan bantuan menewaskan sedikitnya 11 warga Palestina di Gaza pada Senin (24/6).
Lebih dari delapan bulan setelah pertempuran terjadi, mediasi internasional yang didukung oleh AS sejauh ini gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Hamas mengatakan perjanjian apa pun harus mengakhiri perang, sementara Israel mengatakan mereka hanya akan menyetujui penghentian sementara pertempuran sampai Hamas dilenyapkan.
Dalam konflik besar lainnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada Senin (24/6) bahwa negaranya telah menyerang lebih dari 30 fasilitas pemrosesan dan penyimpanan minyak Rusia, meskipun ia tidak menyebutkan jangka waktunya.
Dalam serangan terbaru pada 21 Juni 2024, drone Ukraina menyerang empat kilang, termasuk kilang Ilsky, salah satu produsen bahan bakar utama di Rusia selatan.
Di AS, Presiden Federal Reserve Bank San Francisco Mary Daly mengatakan pada Senin (24/6) bahwa ia tidak yakin bank sentral AS harus menurunkan suku bunga sebelum pembuat kebijakan yakin bahwa inflasi menuju ke angka 2 persen.
Penundaan penurunan suku bunga akan membuat biaya pinjaman lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga dapat mengurangi aktivitas ekonomi dan merugikan permintaan minyak.
Stok minyak mentah AS juga diperkirakan turun 3 juta barel dalam sepekan hingga 21 Juni 2024, menurut jajak pendapat awal Reuters. Stok bensin juga diperkirakan menurun, sementara persediaan minyak sulingan kemungkinan meningkat pada pekan lalu. (ADF)