MARKET NEWS

Harga Minyak Datar Imbas Tekanan Lanjutan dari China

Maulina Ulfa - Riset 03/07/2023 12:43 WIB

Harga minyak naik tipis di perdagangan awal pekan, Senin (3/7/2023).

Harga Minyak Datar Imbas Tekanan Lanjutan dari China. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak naik tipis di perdagangan awal pekan, Senin (3/7/2023). Minyak masih mempertahankan kenaikan baru-baru ini karena pasar masih menunggu isyarat baru dari pertemuan OPEC dan data ekonomi AS minggu ini.

Minyak berjangka Brent stabil di USD75,47 per barel, menguat 0,08 persen. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) datar di USD70,67 per barel pada pukul 11.30 WIB. (Lihat grafik di bawah ini.)

Data PMI China hingga Pertemuan OPEC Jadi Sentimen

Pasar minyak mentah terlihat sedikit bergeliat setelah survei swasta menunjukkan sektor manufaktur China naik sedikit dari konsensus pasar pada Juni.

Namun secara keseluruhan, PMI Manufaktur Umum Caixin China turun menjadi 50,5 pada Juni dari 50,9 pada bulan sebelumnya.

Sementara konsensus pasar memproyeksikan penurunan mencapai 50,2.

Hasil terbaru ini menjadi data manufaktur China bulan kedua berturut-turut yang mengalami pertumbuhan aktivitas pabrik, dengan pertumbuhan output melambat dari level tertinggi 11 bulan pada Mei lalu.

Dilaporkan bahwa pesanan baru naik dengan kecepatan yang lebih lambat sementara lapangan kerja turun selama empat bulan berturut-turut.

Di lain pihak, penjualan ekspor secara umum tidak berubah di tengah peningkatan lebih lanjut dalam aktivitas pembelian.

Perusahaan mengisyaratkan sedikit tekanan pada jadwal produksi saat ini, dengan banyaknya pekerjaan yang sedikit meningkat.

Adapun biaya input manufaktur di China juga turun paling besar sejak Januari 2016 disebabkan karena biaya bahan baku yang lebih rendah. Harga jual produk manufaktur China juga mengalami penurunan dampak persaingan pasar yang meningkat dan upaya untuk mendongkrak penjualan.

"Banyak data ekonomi baru-baru ini menunjukkan bahwa pemulihan China belum menemukan pijakan yang stabil," kata Dr. Wang Zhe, seorang ekonom di Caixin Insight Group.

Meski demikian, pembacaan Juni masih lebih rendah dibanding Mei yang mengindikasikan berlanjutnya pelemahan ekonomi di negara importir minyak terbesar dunia itu.

Di samping itu, OPEC akan mengadakan pertemuan pada minggu ini dibarengi dengan rentetan data AS yang juga akan dirilis minggu ini.

Pasar minyak saat ini disebut tengah benar-benar terfokus pada pertemuan OPEC dan sekutunya akhir pekan ini.

Forum tersebut nantinya diharapkan investor dapat memberikan isyarat ke pasar minyak di tengah meningkatnya kekhawatiran akan permintaan yang memburuk tahun ini.

OPEC secara tak terduga telah memangkas produksi dua kali sejauh ini sepanjang 2023 untuk memperketat pasokan minyak dan mendorong harga tetap naik.

Namun, langkah-langkah tersebut sepertinya hanya memberikan efek kejut sekilas pada harga minyak di mana minyak mentah masih diperdagangkan negatif untuk tahun ini.

Banyak pembacaan ekonomi dari AS, termasuk data nonfarm payrolls, juga diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang ke mana arah ekonomi negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut pada minggu ini.

Data yang dirilis minggu lalu menunjukkan beberapa ketahanan dalam ekonomi AS, yang membuat para investor memutar kembali ekspektasi resesi untuk tahun ini. Gagasan itu sempat menjadi support bagi Pergerakan harga minyak minggu lalu.

Di samping itu, kenaikan suku bunga dan kekhawatiran perlambatan ekonomi masih menjadi ketakutan utama pasar.

Namun terlepas dari penguatan harga minyak baru-baru ini, banyak proyeksi yang mengatakan harga minyak akan turun antara 8% dan 10% untuk tahun ini.

Sinyal Hawkish dari The Federal Reserve menjadi sumber utama tekanan pada pasar minyak mentah, di mana bank sentral setidaknya akan menaikkan suku bunga dua kenaikan lagi tahun ini.

Pasar khawatir bahwa kenaikan suku bunga akan semakin menghambat aktivitas ekonomi, yang pada gilirannya membebani permintaan minyak mentah tahun ini.

Fokus minggu ini juga pada risalah pertemuan The Fed bulan Juni, yang akan memberikan arah bagi pasar tentang rencana bank sentral untuk menaikkan suku bunga. (ADF)

SHARE