MARKET NEWS

Harga Minyak Dunia Bukukan Kerugian Besar Imbas Krisis Perbankan

Desi Angriani 19/03/2023 09:45 WIB

Harga minyak mentah ditutup lebih rendah pada perdagangan akhir pekan karena kekhawatiran sektor perbankan menyebabkan penurunan mingguan terbesar.

Harga Minyak Dunia Bukukan Kerugian Besar Imbas Krisis Perbankan (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak mentah ditutup lebih rendah pada perdagangan akhir pekan karena kekhawatiran sektor perbankan menyebabkan penurunan mingguan terbesar dalam beberapa bulan.

Melansir Reuters, Minggu (19/3/2023), minyak mentah Brent berjangka turun USD1,73, atau 2,3%, menjadi USD72,97 per barel. Minyak mentah antara West Texas Intermediate AS turun USD1,61, atau 2,4%, menjadi USD66,74.

Pada sesi terendahnya, kedua benchmark turun lebih dari USD3. Brent turun hampir 12% dalam seminggu, penurunan mingguan terbesar sejak Desember. Kontrak berjangka WTI turun 13% sejak penutupan Jumat, terbesar sejak April lalu.

"Fundamental yang mendasarinya tidak seburuk apa yang diperkirakan di sini, tetapi ada kekhawatiran bahwa minyak tidak seaman uang tunai atau emas," kata John Kilduff, Mitra di Again Capital LLC di New York.

Harga minyak mengikuti pasar ekuitas yang lebih rendah lantaran dirundung oleh krisis sektor perbankan dan kekhawatiran tentang kemungkinan resesi.

Ketiga indeks turun tajam pada perdagangan sore, dengan saham keuangan (.SPNY) turun paling besar di antara sektor utama S&P 500 setelah jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank dan dengan masalah di Credit Suisse dan First Republic Bank.

Harga telah pulih setelah langkah-langkah dukungan dari Bank Sentral Eropa dan pemberi pinjaman AS. Namun, turun lagi ketika Grup Finansial SVB (SIVB.O) mengatakan telah mengajukan reorganisasi.

Kepala strategi komoditas di Saxo Bank Ole Hansen menilai tekanan berasal dari keadaan pasar yang terus rapuh. Analis masih mengharapkan pasokan global yang terbatas untuk mendukung harga minyak di masa mendatang.

Penurunan WTI minggu ini menjadi kurang dari USD70 per barel untuk pertama kalinya sejak Desember 2021. Hal ini dapat memacu pemerintah AS untuk mulai mengisi Cadangan Minyak Strategis guna meningkatkan permintaan.

(DES)

SHARE