MARKET NEWS

Harga Minyak Jatuh Lagi, Lanjutkan Penurunan 5 Persen Sebelumnya

TIM RISET IDX CHANNEL 05/09/2024 07:22 WIB

Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Rabu (4/9/2024), melanjutkan penurunan tajam sehari sebelumnya.

Harga Minyak Jatuh Lagi, Lanjutkan Penurunan 5 Persen Sebelumnya. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Rabu (4/9/2024), melanjutkan penurunan tajam sehari sebelumnya.

Pelemahan harga minyak terjadi setelah muncul laporan bahwa OPEC sedang mempertimbangkan kembali rencana untuk memulihkan produksi 180.000 barel per hari dari total 2,2 juta barel per hari pemotongan produksi sukarela yang dimulai bulan depan, seiring kekhawatiran terhadap permintaan yang terus berlanjut.

Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent turun 1,28 persen secara harian ke USD72,78 per barel pada Rabu, ke level terendah dalam 9 bulan belakangan. Pada Selasa, Brent jatuh 4,61 persen.

Setali tiga uang, futures minyak jenis WTI merosot 1,37 persen ke level USD69,35 per barel. Pada Selasa, minyak WTI tumbang 5,11 persen.

Mengutip MT Newswires, Rabu (4/9), penurunan ini seiring data ekonomi menunjukkan perlambatan sektor manufaktur di China dan Amerika Serikat (AS) di tengah permintaan yang masih lemah menjelang penambahan pasokan yang diharapkan dari OPEC.

Namun, laporan menyebutkan OPEC sedang mempertimbangkan kembali rencana untuk menambah pasokan ke pasar.

Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Reuters melaporkan, kartel minyak tersebut mungkin menunda tambahan pasokan tersebut. OPEC sendiri telah menyatakan, rencana pemulihan pemotongan sukarela ini bergantung pada kondisi pasar.

"Kita bisa berargumen bahwa langkah bijak adalah menunggu hingga Desember sebelum menekan tombol pemulihan mengingat kekhawatiran permintaan yang kembali muncul,” kata Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global dan Riset MENA di RBC Capital Markets, dalam catatannya pada Senin.

Sementara kawasan APAC (Asia Pasifik) diharapkan menjadi penopang utama pertumbuhan tahun ini, kata Helima, kinerja China yang mengecewakan telah mengganggu proyeksi pertumbuhan 2024.

Penurunan harga ini terjadi meskipun pasokan dari Libya tetap terbatas, di mana ekspor sebesar 0,7 juta barel per hari terhenti di tengah perebutan antara dua pemerintah yang bersaing di negara tersebut atas kontrol bank sentral dan pendapatan minyak. (Aldo Fernando)

SHARE