MARKET NEWS

Harga Minyak Melemah seiring Upaya Damai Rusia-Ukraina

TIM RISET IDX CHANNEL 20/11/2025 07:25 WIB

Harga minyak dunia melemah pada Rabu (19/11/2025) setelah muncul laporan bahwa Amerika Serikat (AS) kembali mendorong upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Harga Minyak Melemah seiring Upaya Damai Rusia-Ukraina. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia melemah pada Rabu (19/11/2025) setelah muncul laporan bahwa Amerika Serikat (AS) kembali mendorong upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina dan telah menyiapkan kerangka penyelesaian konflik tersebut.

Kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent turun 2,1 persen menjadi USD63,51 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 2,1 persen ke USD59,44.

Menurut dua sumber Reuters, AS memberi sinyal kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa Kyiv harus menerima kerangka perdamaian rancangan Washington yang mencakup pelepasan wilayah dan sebagian persenjataan.

Zelensky mengatakan kepemimpinan AS harus tetap efektif untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung lebih dari tiga setengah tahun. Ia juga menyebut Presiden Turki Tayyip Erdogan mengusulkan berbagai format perundingan.

Penghentian perang diperkirakan membuka peluang peningkatan aliran minyak Rusia, yang dapat menambah kekhawatiran kelebihan pasokan, kata para analis.

“Dengan jumlah minyak yang berada di kapal, dalam penyimpanan terapung, dan yang terkena sanksi, harga kemungkinan akan berakhir di kisaran USD50-an karena minyak Rusia yang terkena sanksi itu kemungkinan masuk kembali ke pasar,” ujar spesialis energi di TP ICAP Group, Scott Shelton, dikutip Reuters.

Bulan lalu, AS mengumumkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil, dengan tenggat 21 November bagi perusahaan untuk mengakhiri hubungan bisnis dengan raksasa minyak tersebut.

Departemen Keuangan AS menyatakan sanksi itu telah menekan pendapatan minyak Moskow dan dalam jangka panjang berpotensi mengurangi volume minyak yang bisa dijual Rusia.

“Tekanan saat ini berada pada titik maksimal menjelang tenggat Jumat,” kata analis minyak Rystad Energy, Janiv Shah.

Ia menambahkan, penurunan premi risiko geopolitik membuat investor semakin mencermati lemahnya fundamental pasar.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak membantah sanksi tersebut merugikan produksi minyak, dan menyebut Rusia akan mencapai kuota produksi OPEC+ pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Dari sisi pendukung harga, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan penarikan stok minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan pekan lalu, didorong kenaikan aktivitas kilang dan ekspor.

Menurut analis Onyx Capital Group, Ed Hayden-Briffett, pasar minyak juga mulai mengalami ‘kejenuhan berita’ (headline fatigue) terkait perkembangan Rusia-Ukraina.

Kondisi ini membuat harga minyak cenderung bergerak dalam kisaran sempit dalam waktu dekat, sementara pelaku pasar menunggu tanda-tanda nyata adanya kesepakatan untuk mengakhiri perang. (Aldo Fernando)

SHARE