MARKET NEWS

Harga Minyak Melesat 2 persen Imbas Rendahnya Ekspor Arab Saudi dan Irak

Maulina Ulfa 19/03/2024 09:19 WIB

Harga minyak WTI naik 2 persen menjadi USD82,72 per barel pada penutupan Senin dan berada di level tertinggi sejak Oktober.

Harga Minyak Melesat 2 persen Imbas Rendahnya Ekspor Arab Saudi dan Irak. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent menetap di kisaran USD 82,68 per barel dan USD 86,84 per barel pada perdagangan Selasa (19/3/2024) usai melesat 2 persen pada Senin (18/3).

Harga minyak WTI naik 2 persen menjadi USD82,72 per barel pada penutupan Senin dan berada di level tertinggi sejak Oktober. Ini menjadi pekan kenaikan harga minyak sejak minggu sebelumnya.

Sementara, menurut data pasar, pada Selasa, harga minyak WTI dan Brent masing-masing terkoreksi tipis 0,07 persen pada pukul 08.49 WIB.

Secara mingguan harga minyak WTI dan Brent masing-masing juga sudah meroket 6,55 persen dan 6 persen.

Kenaikan ini didukung oleh lebih rendahnya ekspor minyak mentah dari Irak dan Arab Saudi, serta indikasi kuatnya permintaan dan pertumbuhan ekonomi di China dan Amerika Serikat (AS).

Irak mengumumkan akan mengurangi ekspor minyak mentah menjadi 3,3 juta barel per hari dalam beberapa bulan mendatang sebagai kompensasi atas kelebihan kuota OPEC+ sejak Januari.

Selain itu, ekspor minyak mentah Arab Saudi juga mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut, turun menjadi 6,297 juta barel per hari di bulan Januari (vs 6,31 juta barel per hari di bulan Desember).

Dari sisi permintaan, output pabrik dan penjualan ritel China melampaui ekspektasi pada periode Januari-Februari. Pekan lalu, IEA menaikkan perkiraan permintaan global untuk tahun 2024.

Meski demikian, melansir Oilprice.com, China diperkirakan akan mengimpor minyak dalam jumlah yang mencapai rekor tertinggi dari Rusia pada bulan Maret 2024. Ini karena importir minyak mentah utama dunia tersebut sedang mengurangi pasokan minyak mentah dari negara-negara lain, mengutip data pelacakan kapal tanker dari Kpler.

China diperkirakan akan menerima sebanyak 1,7 juta barel per hari (bph) minyak mentah dari Rusia pada bulan ini karena pabrik penyulingan berada di jalur yang tepat untuk mengimpor minyak mentah Sokol dari Rusia.

Impor minyak dari Sokol ke China diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi sebesar 379.000 barel per hari, tiga kali lipat dari impor kelas Rusia pada bulan Februari, menurut data Kpler.

Tak hanya itu, meningkatnya risiko geopolitik terus memicu kekhawatiran pasokan setelah Ukraina meningkatkan serangan drone terhadap kilang minyak Rusia selama seminggu terakhir, sehingga menghentikan 7 persen kapasitas penyulingan Rusia pada kuartal pertama.

Selain itu, pasar juga tengah menanti pertemuan The Federal Reserve (The Fed) dalam pekan ini. Kebijakan The Fed akan menjadi sorotan pasar, yang mencakup perkiraan ekonomi FOMC dan apa yang disebut proyeksi tingkat suku bunga 'dot plot'. (ADF)

SHARE