MARKET NEWS

Harga Minyak Menguat, Pasar Soroti Pasokan Rusia dan Permintaan AS

TIM RISET IDX CHANNEL 09/10/2025 07:15 WIB

Harga minyak naik sekitar 1 persen ke level tertinggi dalam sepekan pada Rabu (8/10/2025).

Harga Minyak Menguat, Pasar Soroti Pasokan Rusia dan Permintaan AS. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak naik sekitar 1 persen ke level tertinggi dalam sepekan pada Rabu (8/10/2025), didorong ekspektasi pasar bahwa perundingan damai Ukraina yang mandek akan membuat sanksi terhadap Moskow tetap berlaku.

Sentimen pasar juga ditopang laporan mingguan yang menunjukkan meningkatnya konsumsi minyak di Amerika Serikat (AS).

Kontrak berjangka (futures) Brent menguat 1,2 persen, menjadi USD66,25 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 1,3 persen, menjadi USD62,55 per barel. Ini merupakan penutupan tertinggi bagi Brent sejak 30 September dan untuk WTI sejak 29 September.

Seorang diplomat senior Rusia mengatakan, dikutip Reuters, dorongan untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina “sebagian besar telah habis.”

Analis menilai, kesepakatan damai kemungkinan akan membuka jalan bagi lebih banyak pasokan minyak Rusia ke pasar global. Menurut data energi AS, Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah AS pada 2024.

Meski berada di bawah sanksi, Rusia secara bertahap meningkatkan produksi minyaknya dan bulan lalu hampir memenuhi kuota produksi OPEC+, kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak pada Rabu, seperti dilaporkan kantor berita Interfax. OPEC+ mencakup negara-negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia.

Sektor energi Rusia mengalami tekanan berat dalam dua bulan terakhir akibat serangan drone Ukraina yang berulang, terutama terhadap kilang-kilang minyak.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve AS akan melanjutkan penurunan suku bunga.

Selama penutupan sebagian pemerintahan (shutdown), pelaku pasar tidak mendapatkan sebagian besar data ekonomi resmi AS.

Risalah rapat The Fed pada 16-17 September menunjukkan para pejabat sepakat bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat sehingga layak dilakukan pemangkasan suku bunga, meski sebagian masih khawatir terhadap inflasi tinggi.

Bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 28–29 Oktober, menurut CME Group’s FedWatch Tool. Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

Pasar minyak tetap menguat karena pelaku pasar lebih fokus pada laporan AS yang menunjukkan peningkatan konsumsi minyak dibandingkan kenaikan persediaan yang lebih besar dari perkiraan.

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa perusahaan energi menambah 3,7 juta barel minyak mentah ke persediaan selama sepekan yang berakhir 3 Oktober. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan analis dalam survei Reuters yang memproyeksikan kenaikan 1,9 juta barel, dan lebih besar dari peningkatan 2,8 juta barel yang dilaporkan kelompok industri American Petroleum Institute (API) sehari sebelumnya.

Namun, EIA juga mencatat total pasokan produk minyak bumi mingguan—sebagai proksi konsumsi minyak AS—naik menjadi 21,99 juta barel per hari, tertinggi sejak Desember 2022.

“Angka permintaan cukup kuat dan ini akan menjaga pasar tetap didukung,” ujar Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn.

Harga minyak global naik sekitar 3 persen sepanjang pekan ini setelah OPEC+ pada Minggu mengumumkan kenaikan produksi untuk November yang lebih kecil dari perkiraan.

OPEC+ sepakat menaikkan target produksinya untuk November sebesar 137.000 barel per hari, di tengah kekhawatiran meningkatnya risiko kelebihan pasokan minyak di pasar, menurut sumber dari kelompok tersebut kepada Reuters. (Aldo Fernando)

>
SHARE