Harga Minyak Mentah Terkerek Ekspektasi Permintaan Global
Harga minyak mentah tumbuh pada perdagangan akhir pekan, Jumat (9/9/2022), setelah sempat koreksi di sesi pembukaan.
IDXChannel - Harga minyak mentah tumbuh pada perdagangan akhir pekan, Jumat (9/9/2022), setelah sempat koreksi di sesi pembukaan.
Volatilitas harga terjadi di tengah ekspektasi pemulihan permintaan, kendati masih ada kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga agresif bank sentral dan pembatasan Covid-19 di China akan membebani permintaan.
Data perdagangan hingga pukul 10:12 WIB menunjukkan harga minyak mentah berjangka Brent kontrak November naik 0,68%, menjadi USD89,76 per barel, melanjutkan kenaikan 1,3% pada hari Kamis.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober tumbuh 0,48%, menjadi USD83,94 per barel, menyusul penguatan 2% di sesi sebelumnya.
Kedua benchmark harga minyak telah turun sekitar 4% untuk minggu ini, yang masuk ke level terendah sejak Januari. Pasar masih mencermati katalis pengurangan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu, serta ancaman Rusia yang akan memangkas pasokan minyaknya apabila ada pembatasan harga.
Biro Administrasi Informasi Energi AS pada Kamis (8/9) mengatakan pihaknya memperkirakan produksi minyak mentah AS naik 540.000 barel per hari menjadi 11,79 juta barel per hari pada 2022. Ekspektasi ini turun dari perkiraan sebelumnya yakni peningkatan 610.000 barel per hari.
Analis mewaspadai kenaikan pasokan dapat membuat rata-rata pergerakan harga minyak merosot, meskipun masih ada tanda-tanda pemulihan permintaan dari China.
"Permintaan China lebih sulit untuk diprediksi, tetapi pembukaan kembali pasca-Covid sebelumnya menunjukkan ada kenaikan permintaan secara bertahap," kata analis National Australia Bank, dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Jumat (9/9/2022).
Namun saat ini, pembatasan di China dikabarkan semakin ketat. Kota Chengdu pada Kamis lalu memperpanjang penguncian untuk lebih dari 21 juta penduduknya, sementara jutaan lainnya di bagian China lain didesak untuk tidak bepergian selama liburan mendatang.
(DES)