Harga Minyak Merosot 30 Persen, Ini Kata Gubernur BI
Minyak dunia kembali alami penurunan tajam hingga menyentuh angka terendah sejak 12 Februari 2016 yang tercatat tembus 30%.
IDXChannel – Minyak dunia kembali alami penurunan tajam hingga menyentuh angka terendah sejak 12 Februari 2016 yang tercatat tembus 30%. Penurunan tersebut adalah persentase terbesar sejak 17 Januari 1991.
“Merosotnya harga minyak cukup mengejutkan, terutama bagi yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC),” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, di Jakarta, pada Senin (9/3/2020).
Ditambahkan Perry Warjiyo, moment ini sebagai contoh dari cepatnya penurunan globalisasi. “Pagi ini kita dihentakkan dengan perang oil yang sebabkan turunnya harga minyak dari 60 dolar AS ke 30 dolar AS per barel," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Dengan turunnya harga minyak dunia menunjukkan tren era globalisasi di dunia semakin menurun dan memasuki era deglobalisasi, terlebih kondisi ini terjadi lantaran berlarutnya perang dagang antara AS dengan negara-negara mitra dagang utamanya, khususnya China.
Saat ini diketahui Arab Saudi, berusaha menekan Rusia. Penekanan yang dilakukan Saudi terhadap Rusia meliputi penolakan pemotongan produksi yang diusulkan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama lainnya berjuang menopang harga di pasar pasar sejak 2014 dan 2016 karena meningkatnya produksi shale oil AS.
Dengan meningkatkan produsen minyak mentah di Atas 10 juta barel per hari (bph) pada bulan April setelah kesepakatan pasokan antara OPEC dan Rusia yang dikenal sebagai OPEC+, berakhir pada akhir Maret. (*)