MARKET NEWS

Harga Minyak Naik di Atas 1 Persen usai Serangan Drone Ukraina ke Infrastruktur Rusia

TIM RISET IDX CHANNEL 17/09/2025 07:23 WIB

Harga minyak mentah naik lebih dari USD1 per barel pada Selasa (16/9/2025).

Harga Minyak Naik di Atas 1 Persen usai Serangan Drone Ukraina ke Infrastruktur Rusia. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak mentah naik lebih dari USD1 per barel pada Selasa (16/9/2025).

Kenaikan ini terjadi seiring pelaku pasar menimbang kemungkinan terganggunya pasokan Rusia akibat serangan drone Ukraina ke pelabuhan dan kilangnya, serta menantikan keputusan Federal Reserve mengenai suku bunga AS.

Kontrak berjangka (futures) Brent ditutup naik 1,5 persen menjadi USD68,47 per barel. Kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 1,9 persen menjadi USD64,52 per barel.

Melansir dari Reuters, monopoli pipa minyak Rusia, Transneft, memperingatkan produsen bahwa mereka mungkin harus memangkas produksi setelah serangan drone Ukraina terhadap pelabuhan ekspor dan kilang penting, menurut tiga sumber industri.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina meningkatkan serangan ke infrastruktur energi Rusia, mengganggu operasional terminal minyak utama Rusia di Primorsk pekan lalu, sementara pembicaraan untuk mengakhiri konflik masih buntu.

“Serangan terhadap terminal ekspor seperti Primorsk lebih ditujukan untuk membatasi kemampuan Rusia menjual minyaknya ke luar negeri, sehingga berdampak pada pasar ekspor,” kata analis JP Morgan.

“Yang lebih penting, serangan ini menunjukkan meningkatnya keinginan untuk mengganggu pasar minyak internasional, yang berpotensi memberikan tekanan kenaikan pada harga minyak,” imbuh mereka.

Goldman Sachs memperkirakan serangan Ukraina telah mematikan sekitar 300.000 barel per hari kapasitas pengolahan minyak Rusia pada Agustus dan sejauh bulan ini.

Futures solar AS terakhir naik 2,5 persen, melampaui kenaikan WTI dan bensin berjangka AS. Menurut analis energi StoneX, Alex Hodes, situasi di Rusia ini berpotensi memperketat pasar solar AS.

“Jika kilang Rusia mengalami kerusakan besar, hal ini bisa meningkatkan permintaan ekspor solar AS dan berpotensi mempertahankan kondisi kurva forward yang terbalik,” kata Hodes.

Investor juga memantau rapat Federal Reserve (The Fed) pada 16–17 September. Bank sentral AS tersebut diperkirakan memangkas suku bunga, yang diharapkan dapat merangsang perekonomian dan meningkatkan permintaan bahan bakar. Meski begitu, analis masih berhati-hati terhadap kondisi ekonomi AS.

Pasar juga memperhitungkan kemungkinan penurunan persediaan minyak mentah AS pekan lalu, dengan data resmi diperkirakan keluar Rabu pukul 21.30 WIB. Survei Reuters pada Senin menunjukkan analis memperkirakan stok minyak mentah dan bensin AS turun pekan lalu, sementara persediaan distilat kemungkinan naik. (Aldo Fernando)

SHARE