MARKET NEWS

Harga Minyak Naik Didorong Sinyal Kuatnya Permintaan, Pasar Nantikan Keputusan OPEC+

TIM RISET IDX CHANNEL 02/07/2025 07:18 WIB

Harga minyak mentah menguat tipis pada Selasa (1/7/2025) seiring investor mencermati sejumlah indikator permintaan yang positif.

Harga Minyak Naik Didorong Sinyal Kuatnya Permintaan, Pasar Nantikan Keputusan OPEC+. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah menguat tipis pada Selasa (1/7/2025) seiring investor mencermati sejumlah indikator permintaan yang positif, tetapi tetap bersikap hati-hati menjelang pertemuan OPEC+ yang akan menentukan kebijakan produksi untuk Agustus.

Minyak Brent ditutup naik 0,6 persen ke level USD67,11 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) meningkat 0,5 persen ke USD65,45 per barel.

Menurut pakar intelijen risiko di perusahaan pialang minyak Liquidity Energy, Randall Rothenberg, kenaikan harga ini didorong oleh data dari survei sektor swasta di China yang menunjukkan aktivitas pabrik kembali tumbuh pada Juni.

Dia menambahkan, ekspektasi bahwa Arab Saudi akan menaikkan harga jual minyak mentah untuk pembeli Asia ke level tertinggi dalam empat bulan, serta premi yang tetap tinggi untuk minyak mentah ESPO Blend asal Rusia, turut memperkuat sentimen permintaan yang solid.

Namun, penguatan harga minyak tertahan oleh spekulasi bahwa OPEC+ meningkatkan produksi minyak mentah pada Agustus, dalam besaran yang serupa dengan kenaikan besar yang telah disepakati pada Mei, Juni, dan Juli.

Empat sumber OPEC+ mengatakan kepada i pekan lalu bahwa kelompok tersebut berencana menambah pasokan sebesar 411.000 barel per hari bulan depan, saat pertemuan digelar pada 6 Juli.

“Semua mata kini tertuju pada keputusan OPEC+ akhir pekan ini, saat mereka diperkirakan menambah 411.000 barel per hari guna merebut pangsa pasar dari produsen serpih AS,” kata analis energi dari StoneX, Alex Hodes.

Selain menargetkan pangsa pasar dari produsen minyak serpih AS—yang memproduksi minyak dalam jumlah rekor pada April, menurut data resmi yang dirilis Senin—OPEC+ juga tengah berupaya memberi tekanan pada negara-negara anggota yang memproduksi melebihi kuota.

Kazakhstan, anggota OPEC+ dan salah satu dari 10 produsen minyak terbesar dunia, meningkatkan produksinya bulan lalu hingga menyamai rekor tertinggi, menurut sumber yang mengetahui data tersebut.

Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC+, juga menaikkan ekspor minyak mentah pada Juni ke level tertinggi dalam setahun, menurut data dari Kpler.

“Ekspor ini mengalir lebih cepat dari kesepakatan OPEC+, bahkan di musim panas, saat biasanya permintaan domestik puncak membuat pasokan tetap di dalam negeri,” ujar Hodes.

Di AS, stok minyak mentah naik 680.000 barel dalam sepekan terakhir, menurut sumber yang mengutip data dari American Petroleum Institute. Data resmi dari Energy Information Administration akan dirilis Rabu pukul 10.30 pagi waktu setempat.

Investor juga mengamati jalannya negosiasi dagang menjelang tenggat tarif yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump pada 9 Juli. Trump menyatakan pada Selasa bahwa ia tidak mempertimbangkan untuk memperpanjang tenggat tersebut.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut kesepakatan dagang dengan India sudah sangat dekat. Trump juga menyatakan kemungkinan tercapai kesepakatan dengan India, namun meragukan peluang tercapainya kesepakatan dengan Jepang.

Bessent juga memperingatkan bahwa negara-negara mitra dagang bisa saja menerima pemberitahuan tarif yang jauh lebih tinggi, meskipun tengah bernegosiasi dengan itikad baik, menjelang tenggat 9 Juli, ketika tarif sementara 10 persen akan kembali ke tarif penuh yang diumumkan Trump pada 2 April sebelum kemudian ditangguhkan.

Menurut para diplomat Uni Eropa, blok tersebut menginginkan pencabutan tarif secara segera di sektor-sektor utama sebagai bagian dari kesepakatan dagang dengan AS. (Aldo Fernando)

SHARE