Harga Minyak Naik ke Level Tertinggi dalam Tujuh Pekan
Minyak mentah berjangka (futures) melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (19/6/2024) setelah kenaikan luar biasa pada penutupan Selasa (18/6).
IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (19/6/2024) setelah kenaikan luar biasa pada penutupan Selasa (18/6).
Minyak West Texas Intermediate (WTI) dibuka menguat 0,04 persen di level USD80,74 per barel dan Brent bergerak sideways di level USD85,34 per barel per barel pada pukul 9.12 WIB.
Pada Selasa (18/6), harga minyak WTI ditutup perkasa 1,33 persen di level USD80,7 persen. Sementara minyak Brent ditutup menguat 1,31 persen di level USD85,35 per barel.
Pada sesi Senin (17/6), harga minyak WTI dan Brent juga ditutup melonjak masing-masing 2,14 persen di level USD79,72 per barel dan 1,97 persen di level USD84,25 per barel.
Harga minyak mentah berjangka kini berada pada level tertinggi dalam tujuh pekan karena meningkatnya konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah yang memicu kembali kekhawatiran pasokan.
Di Rusia, serangan pesawat tak berawak Ukraina menyebabkan kebakaran di terminal minyak di sebuah pelabuhan utama negara Beruang Merah tersebut.
Di lain pihak, seorang pejabat tinggi Israel memperingatkan akan terjadinya “perang habis-habisan” dengan Hizbullah Lebanon.
Harga minyak baru-baru ini juga didukung oleh perkiraan pertumbuhan permintaan global yang kuat. Proyeksi ini didukung oleh organisasi kartel minyak OPEC, IEA dan EIA AS yang memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak yang kuat pada paruh kedua tahun ini.
Selain itu, anggota utama OPEC+ seperti Rusia dan Irak menegaskan kembali kepatuhan mereka terhadap kuota produksi, sementara Arab Saudi mengindikasikan kesediaan untuk menyesuaikan produksi sebagai respons terhadap kondisi pasar.
Sementara itu, data industri menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 2,26 juta barel pada minggu lalu, melampaui perkiraan penurunan sebesar 2,2 juta barel.
Harga minyak juga sempat mengalami koreksi teknikal, namun masih dalam jalur kenaikan lebih dari 3 persen karena sentimen prospek permintaan global yang kuat melebihi kekhawatiran pasar mengenai waktu dan skala penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) stabil di rentang 5,25 persen hingga 5,50 persen untuk pertemuan ketujuh berturut-turut Rabu (12/6), sejalan dengan perkiraan pasar.
Para pengambil kebijakan hanya memperkirakan satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini dan empat kali penurunan pada 2025. Pada Maret lalu, The Fed memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga di 2024 dan tiga kali pada 2025. (ADF)