MARKET NEWS

Harga Minyak Naik Lebih 1 Persen, Pasar Cermati Ekspor Minyak Kurdistan

TIM RISET IDX CHANNEL 24/09/2025 07:18 WIB

Harga minyak ditutup naik lebih dari satu persen pada Selasa (23/9/2025) setelah kesepakatan untuk melanjutkan ekspor dari Kurdistan Irak mandek.

Harga Minyak Naik Lebih 1 Persen, Pasar Cermati Ekspor Minyak Kurdistan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak ditutup naik lebih dari satu persen pada Selasa (23/9/2025) setelah kesepakatan untuk melanjutkan ekspor dari Kurdistan Irak mandek.

Kondisi tersebut meredakan kekhawatiran investor bahwa pengiriman kembali minyak tersebut akan memperburuk kekhawatiran kelebihan pasokan global.

Kontrak berjangka (futures) minyak Brent naik 1,6 persen menjadi USD67,63 per barel, sedangkan minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) meningkat 1,8 persen menjadi USD63,41 per barel.

Kedua acuan tersebut berhasil menutup kerugian tipis pada sesi sebelumnya.

Ekspor minyak melalui pipa dari wilayah Kurdistan Irak ke Turki belum juga dimulai kembali pada Selasa meski ada harapan kesepakatan untuk mengakhiri kebuntuan, karena dua produsen utama meminta jaminan pembayaran utang.

Kesepakatan antara pemerintah federal Irak, pemerintah regional Kurdistan, dan perusahaan minyak itu bertujuan melanjutkan ekspor sekitar 230.000 barel per hari dari Kurdistan ke pasar global melalui Turki, yang terhenti sejak Maret 2023.

Brent dan WTI sebelumnya turun selama empat sesi berturut-turut, masing-masing merosot sekitar 3 persen.

“Ini contoh sempurna dari pepatah: jangan hitung barel Anda sebelum dipompa. Pasar menjual minyak setelah ada laporan kesepakatan Kurdistan, dan ketiadaan kesepakatan kini menghapus pasokan itu dari pasar,” kata Analis Senior Price Futures Group Phil Flynn, dikutip Reuters.

Secara keseluruhan, pasar minyak global tengah bersiap menghadapi pasokan tinggi dan permintaan yang melambat, terhambat adopsi kendaraan listrik dan tekanan ekonomi yang dipicu tarif AS.

Dalam laporan bulanan terbarunya, Badan Energi Internasional (IEA) menyebut pasokan minyak dunia akan meningkat lebih cepat tahun ini dan surplus dapat meluas pada 2026 seiring kenaikan produksi anggota OPEC+ dan pertumbuhan pasokan dari luar kelompok produsen tersebut.

Meski begitu, risiko tetap membayangi pasar. Pelaku pasar memantau pertimbangan Uni Eropa memberlakukan sanksi lebih ketat pada ekspor minyak Rusia, serta potensi eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

“Faktor pendukungnya masih rendahnya persediaan minyak OECD,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo, merujuk pada stok di negara-negara berpendapatan tinggi.

“Di sisi lain, ekspor minyak mentah OPEC+ yang lebih tinggi menjadi hambatan bagi harga, begitu pula ketiadaan sanksi baru terhadap ekspor minyak Rusia,” imbuh Staunovo.

Stok minyak mentah dan bensin AS turun, sementara stok distilat naik pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute pada Selasa. Stok minyak mentah turun 3,82 juta barel dalam sepekan yang berakhir 19 September, sedangkan stok bensin turun 1,05 juta barel dan stok distilat naik 518.000 barel dibandingkan pekan sebelumnya.

“Pasar akan terus mencermati persediaan distilat, titik lemah pasar ini,” ujar Flynn dari Price Futures Group.

Penambahan stok distilat dapat membantu meredakan kekhawatiran seputar pasokan Rusia di tengah serangan terhadap infrastruktur minyak negara itu, tambahnya.

Militer Ukraina melancarkan serangan terhadap dua fasilitas distribusi minyak Rusia di wilayah Bryansk dan Samara pada Selasa dini hari, menurut staf umum Kyiv. (Aldo Fernando)

SHARE