Harga Minyak Naik, Pasar Cermati Sanksi Rusia dan Proses Pemilihan Ketua The Fed
Harga minyak dunia ditutup menguat pada Selasa (18/11/2025) setelah sesi yang bergerak fluktuatif.
IDXChannel - Harga minyak dunia ditutup menguat pada Selasa (18/11/2025) setelah sesi yang bergerak fluktuatif.
Kenaikan ini terjadi seiring pelaku pasar menimbang dampak sanksi negara Barat terhadap aliran minyak Rusia, serta pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa pemerintahannya telah mulai mewawancarai kandidat Ketua Federal Reserve (The Fed) berikutnya.
Minyak Brent ditutup naik 1,07 persen, menjadi USD64,89 per barel. Minyak AS West Texas Intermediate (WTI) meningkat 1,39 persen, ke USD60,74.
Futures minyak AS sempat naik lebih dari USD1 per barel pada perdagangan Selasa sore ke level tertinggi sesi di USD60,92 setelah Trump mengumumkan proses wawancara Ketua Fed.
Trump selama ini vokal mengkritik Ketua Fed saat ini, Jerome Powell, karena dianggap tidak cukup cepat memangkas suku bunga.
“Saya rasa kabar ini mendukung pasar karena sudah jelas tipe orang seperti apa yang akan dipilih Trump untuk jabatan tersebut. Ini memberi dorongan risk-on bagi pasar,” ujar Partner di Again Capital, John Kilduff, dikutip Reuters.
Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya mendorong permintaan minyak dan mengangkat harga.
Kementerian Keuangan AS menyatakan sanksi yang dijatuhkan pada Oktober kepada Rosneft dan Lukoil sudah menekan pendapatan minyak Rusia dan diperkirakan mengurangi volume ekspornya dari waktu ke waktu.
“Pelaku pasar menimbang dampak surplus global yang meningkat dengan sanksi AS yang mengganggu aliran minyak Rusia,” kata analis MUFG, Soojin Kim.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan Trump bersedia menandatangani legislasi sanksi Rusia selama ia tetap memegang otoritas akhir atas penerapannya.
Trump pada Minggu mengatakan Partai Republik tengah menyusun rancangan aturan untuk menjatuhkan sanksi kepada negara mana pun yang melakukan bisnis dengan Rusia, seraya menambahkan bahwa Iran juga bisa masuk dalam daftar.
“Rancangan legislasi sanksi Rusia yang sedang dibahas ini merupakan contoh sanksi sekunder yang dapat membawa dampak nyata. Risiko berkurangnya pasokan Rusia menjadi faktor pendukung dan menarik perhatian pasar,” ujar Kilduff.
Pelabuhan Novorossiysk di Rusia kembali melakukan pengiriman minyak pada Minggu setelah dua hari dihentikan akibat serangan rudal dan drone Ukraina, menurut dua sumber industri dan data LSEG.
Ekspor dari Novorossiysk dan terminal Konsorsium Pipa Kaspia di dekatnya—yang secara total menyumbang sekitar 2,2 juta barel per hari, atau sekitar 2 persen dari pasokan global—dihentikan pada Jumat, sehingga harga minyak sempat melonjak lebih dari 2 persen hari itu.
Harga minyak diperkirakan melemah hingga 2026, menurut Goldman Sachs pada Senin, menyusul gelombang suplai yang menjaga pasar tetap surplus. Namun lembaga itu mencatat Brent bisa naik di atas USD70 per barel pada 2026-2027 jika produksi Rusia turun lebih tajam.
Sementara itu, stok minyak mentah dan bahan bakar AS meningkat pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute pada Selasa.
Stok minyak mentah naik 4,45 juta barel pada pekan yang berakhir 14 November. Persediaan bensin bertambah 1,55 juta barel, sementara persediaan distilat naik 577.000 barel dari minggu sebelumnya, kata sumber tersebut. (Aldo Fernando)